Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan investor dapat memilih saham berpotensi membagikan dividen yang menarik. Sementara itu pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN.
Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang.
Dalam Weekly Mutual Funds Update yang dikutip, Rabu, 13 Maret 2024, Tim Riset Infovesta memaparkan terlepas dari bearish-nya kinerja reksa dana saham, dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) justru bergerak bullish sebesar +0,96% ke level 7.381,91. Pendorong laju Indeks tertinggi disebabkan oleh sektor energi dan sektor keuangan.
Dalam level saham, top market leader dicatatkan oleh TPIA (+19,39%), BBRI (+3,67%), dan BBCA (+3,31%). Investor asing tercatat melakukan aksi net buy sebesar Rp663,69 miliar. Sentimen dari domestik, rilis laporan keuangan pada kuartal keempat 2023, sebagian besar emiten perbankan terutama saham big four (BBCA,BMRI,BBRI, dan BBNI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih “double digit”.
|Baca juga: Infovesta: Investor Bisa Akumulasi Saham dengan Tingkat Dividend Yield Menarik
Potensi pembagian dividen yang menarik pada saham perbankan dapat menjadi pemanis, sehingga turut menjadi sentimen positif pada pergerakan indeks IHSG. Rilis data cadangan devisa melambat menjadi US$144 miliar pada Februari 2024 (vs US$145,1 miliar Jan’24). Penurunan cadangan devisa terutama disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta efek intervensi yang dilakukan Bank Indonesia untuk menjaga volatilitas nilai rupiah.
Di sisi lain, kinerja ekspor terbaru menunjukan perlambatan ditengah permintaan global yang menurun, hal ini menjadi salah satu faktor melambatnya cadangan devisa. Meskipun cadangan devisa melambat, posisi cadangan devisa masih cukup memadai untuk pembiayaan 6,5 bulan impo atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Sentimen dari global, rilis data PMI servis (act; 52,5 poin; prev; 52,7 poin) dan komposit (act; 52,5 poin; prev; 52,5 poin) China relatif menunjukan perlambatan level ekspansi. Penurunan level ekspansi terjadi karena pesanan baru yang melambat. Sedangkan dari AS, rilis data S&P PMI Global komposit (act; 52,5 poin; prev; 52 poin) dan servis (act; 52,3 poin; prev; 52,5 poin) level ekspansi yang tetap terjaga menunjukan pesanan baru yang meningkat serta aktivitas industri yang masih tumbuh. Hal ini memicu persepsi masyarakat yang tinggi melihat fundamental ekonomi AS yang masih solid.
Sedangkan pada pasar obligasi, indikator return obligasi negara (Infovesta Government Bond Index) naik +0,05% ke level 10.205,01. Sentimen dari domestik cukup minim, namun sentimen kuat datang dari global, terutama ketua The Fed Jerome Powell dalam testimoninya memberi sinyal penurunan suku bunga akan dilakukan pada tahun ini dan target inflasi sebesar 2% akan tercapai dalam waktu dekat. Rilis data klaim pengangguran tunjangan tetap di level 215K (2/3) dibandingkan dengan pekan sebelumnya, namun masih diatas konsensus pasar.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News