Melalui Weekly Mutual Funds Update, PT Infovesta Utama mencatat sepanjang pekan lalu, IHSG ditutup menguat terbatas sebesar +0,14% ke level 7.178. Sedangkan Dow Jones Indeks (DJI) ditutup terkoreksi sebesar -3,99% di level 29.593.
Dari sisi global, tingkat inflasi AS yang masih belum terkendali, memicu langkah The Fed terus agresif menaikan suku bunganya. Pada 22 September 2022, The Fed menaikan suku bunganya sebesar 75 bps. Bank sentral di beberapa Negara secara bersamaan menaikan suku bunganya serta adanya rilis data PMI di Eropa menurun di 48,5 poin pada September 2022. “Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran terhadap resesi dunia.”
|Baca juga: Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi YTD 16 September 2022
Di sisi lain, Indeks dolar meroket di atas level 113 untuk pertama kalinya sejak Mei 2022, didukung oleh ekspektasi The Fed akan tetap agresif dalam memerangi inflasi bahkan dengan risiko resesi. Disisi lain penguatan dolar AS memicu penurunan harga minyak dunia. Harga minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) tercatat US$78,74 per barel pada 24 September 2022.
Dari sisi domestik, BI mengambil sikap menaikan suku bunganya untuk meredam akan adanya lonjakan tingkat inflasi yang disebabkan kenaikan harga pada BBM yang akan berdampak pula pada kenaikan harga makanan dan transportasi. Langkah BI dalam menaikan suku bunga diharapkan dapat meredam tingkat inflasi dan dapat meredam tergerusnya mata uang IDR terhadap US tercatat pada akhir pekan lalu USD/IDR tercatat menyentuh di atas level 15.000.
Sejalan dengan kenaikan suku bunga BI, Dari pasar obligasi, Infovesta Government Bond Indeks menunjukan kinerja selama sepekan yang lalu sebesar tumbuh -0,26%. Sedangkan, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun meningkat sebesar 7,27%. Adanya sentimen kenaikan suku bunga BI ditengah The Fed yang terus agresif menaikan suku bunganya. The Fed memperkirakan terhadap suku bunganya akan mencapai 4,6% pada tahun 2023. Powell juga mengatakan akan terus berkomitmen untuk menurunkan inflasi sebesar 2%.
|Baca juga: Kinerja Reksa Dana Saham Diperkirakan Masih Dalam Tren Bullish
Melihat Kondisi pasar saat ini, Reksa dana saham secara YTD, mengalami peningkatan +2,65%, seiring dengan Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 9,07%. Infovesta menyarankan investor dapat mengambil langkah untuk wait and see dikarenakan beberapa negara telah serempak menaikan suku bunga nya dan akan adanya potensi resesi ekonomi dunia.
“Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap, investor diharapkan untuk lebih berhati-hati, di tengah perkiraan The Fed untuk menaikan suku bunganya hingga 4,6% pada akhir tahun 2023.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News