1
1

Infovesta Utama: Menu Reksa Dana Terbaik Awal Tahun 2021

Seorang invertor sedang mengamati pergerakan saham. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi – Memasuki awal tahun yang baru 2021, investor memiliki ekspektasi positif terhadap pasar modal di Indonesia.  Beragam sentimen yang memengaruhi pasar modal Indonesia menjadi tantangan tersendiri untuk mendapatkan imbal hasil yang menarik dari produk reksa dana.

Memasuki tahun 2021 secercah optimisme dengan munculnya sentimen-sentimen positif yang mampu memengaruhi pasar modal Indonesia. Disetujuinya paket bantuan stimulus di Amerika Serikat sebesar US$900 Miliar yang diharapkan membawa optimisme terhadap kinerja pasar modal. Selain itu, dari dalam negeri, sebanyak 3 juta dosis vaksin sudah didistribusikan ke sejumlah daerah dan vaksinasi tahap I (untuk tenaga kesehatan dan petugas publik) rencananya akan dimulai pada pekan kedua atau ketiga Januari 2021.

Namun demikian, terdapat hal yang dapat menghambat kinerja pasar modal Indonesia yaitu larangan turis asing untuk masuk ke wilayah Indonesia yang dimulai pada Januari 2021 serta tingkat kasus Covid-19 yang masih tinggi. Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan positif di tahun 2021 ini namun investor juga tetap perlu memperhatikan realisasinya apakah sejalan dengan optimisme yang telah ditanamkan. Berikut rekomendasi dan outlook industri reksa dana pada Januari dari laporan mingguan Infovesta Utama yang dirilis Senin 4 Januari 2021.

Prospek Pasar Modal 2021, Menangkap Cuan dari Banjir Likuiditas Global

Pada 2020, kinerja reksa dana pendapatan tetap melalui Infovesta 90 Fixed Income Fund Index merupakan yang paling tinggi apabila dibandingkan dengan reksa dana konvensional lainnya yaitu 10,35 persen year to date (ytd) pada 30 Desember 2020. Sementara itu, kinerja reksa dana saham melalui Infovesta 90 Equity Fund Index masih tercatat negatif sebesar 6,93 persen year to date (ytd). Lalu, apakah reksa dana pendapatan tetap masih menarik?

Tingkat suku bunga pada Januari 2021 diperkirakan masih akan tetap di pertahankan di level terendahnya yaitu 3,75 persen. Dengan demikian, reksa dana ini masih menarik tetapi memiliki potensi kenaikan yang lebih terbatas apabila dibandingkan dengan reksa dana saham yang masih cenderung undervalue ditambah lagi dengan harapan adanya January Effect (anomali yang terjadi di pasar keuangan di mana harga saham cenderung naik di bulan Januari terutama pada saham berkapitalisasi kecil).

Di samping potensi kenaikan tersebut, investor perlu berhati-hati terhadap koreksi wajar yang akan terjadi di pasar saham mengingat IHSG telah naik tinggi selama 3 bulan berturut-turut sejak bulan Oktober-Desember 2020, terutama pada bulan November sebesar 9,44 persen. Tahun 2021 tentunya akan menjadi tahun perjuangan pemulihan Indonesia untuk keluar dari jurang resesi, di mana apabila hal ini terjadi dan ekonomi mulai pulih maka dapat mendorong kinerja reksa dana berbasis saham untuk ditutup lebih baik daripada tahun 2020.

Sebagai Informasi IHSG ditutup di level Rp5.979 dan sempat diperdagangkan di kisaran Rp6.000 atau mendekati level penutupan 2019 yaitu Rp6.299. Dengan demikian, menu reksa dana yang dapat dipertimbangkan oleh investor untuk mengawali tahun 2021 adalah reksa dana berbasis saham dengan proporsi yang lebih besar mengingat IHSG yang tertekan selama beberapa hari lalu sehingga dapat menjadi peluang investor untuk “mengoleksi” di harga yang lebih murah dengan cara Dollar Cost Averaging atau membeli reksa dana secara rutin. One

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Cabut Izin Usaha 2 Perusahaan Multifinance
Next Post OJK Keluarkan Aturan Terbaru di Bidang Pasar Modal

Member Login

or