1
1

Investor Disarankan Buy on Weakness di Pasar Saham

Ilustrasi.| Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi
Media Asuransi, JAKARTA – Investor disarankan untuk memanfaatkan momentum buy on weakness di pasar saham, sedangkan di pasar obligasi investor bisa mengambil momentum untuk berinvestasi terutama adanya sentimen dovish dari the Fed.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update Infovesta Utama, dalam sepekan terakhir, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan bergerak mixed ditutup ke level 7.053 dengan pertumbuhan menurun sebesar -0,41%.

Menurut Infovesta, pergerakan IHSG yang volatilitas itu dipengaruhi sentimen dari global yang memukul laju pertumbuhan IHSG dalam sepekan terakhir. Dari Amerika Serikat, rilis data PMI Manufaktur Global S&P AS terkontraksi ke level 47,6 poin pada November 2022. Penurunan itu, disebabkan karena permintaan terhalang oleh inflasi dan ketidakpastian ekonomi global. Serta harga input dan output mereda.

|Baca juga: Jumlah Investor di 2022 Tumbuh Signifikan

Di sisi lain, lapangan kerja melambat, dilihat dari jumlah klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik 17 ribu menjadi 240 ribu pada 19 November 2022. Peningkatan klaim itu, didorong oleh gelombang PHK di perusahaan teknologi. Sedangkan dari China, Kasus baru terkonfirmasi Covid-19 mencapai rekor tertinggi. Pemerintah China kembali melakukan lockdown.

Kondisi tersebut menjadi sentimen negatif untuk pasar. Hal itu, menimbulkan keraguaan investor bahwa China akan segera melonggarkan kebijakan Zero Covid Policy. Dari Pasar Obligasi, Infovesta Government Bond Index selama sepekan terakhir menguat 0,60% ke level 9,573. Sentimen untuk pasar obligasi adanya notulen FOMC untuk pertemuan The Fed pada November memberikan outlook dovish.

|Baca juga: BEI Genjot Penambahan Investor dari Papua

Hal itu, sejalan dengan tingkat inflasi AS yang sudah mulai melandai. Setelah beberapa bulan yang lalu, The Fed mengambil sikap hawkish dengan menaikan suku bunga sebesar 75 bps. Selain itu, beberapa anggota FOMC mengkawatirkan implikasi yang ditimbulkan oleh pengetatan moneter. Hal itu, mendorong pembuat kebijakan The Fed untuk menyetujui prospek perlambatan laju suku bunga di pertemuan berikutnya.

Disisi lain, pasar obligasi domestik, terdapat aliran modal asing kembali masuk dengan mencatatkan beli neto Rp9,72 triliun selama periode 21-24 November 2022 di pasar SBN. Melihat kondisi pasar sepekan yang lalu, Infovesta menyarankan pada pasar saham, investor dapat memanfaatkan momentum Buy on Weakness ketika IHSG sedang terkoreksi.

Sedangkan untuk pasar obligasi, Infovesta menyarankan investor dapat mengambil momentum untuk berinvestasi terutama adanya sentimen The Fed memberikan outlook dovish. Ke depannya, The Fed akan menyesuaikan laju pengetatan moneternya secara berhati-hati dalam beberapa bulan mendatang.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Komisaris Utama Formosa Ingredient (BOBA) Mengundurkan Diri
Next Post Harga Emas Tertekan, Cek Update Harga Emas Antam Terbaru

Member Login

or