Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan investor dapat melakukan aksi buy pada saham perbankan dalam pekan ini.
Sementara itu pada obligasi, menurut Infovesta, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN. “Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang,” tulis Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 9 Juli 2024.
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +2,69% ke level 7.253,37 dipicu oleh mayoritas saham big-caps yang menguat serta asing mulai melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp2,63 triliun. Aksi beli investor asing didorong oleh valuasi IHSG secara umum masih tergolong atraktif dengan Price to Earnings Ratio sebesar 12,18x.
|Baca juga: Saham Perbankan Undervalue Layak Dikoleksi
Selain itu, investor asing tergolong cukup besar melakukan aksi beli bersih (NFB) saham berkapitalisasi besar pada sektor perbankan di antaranya BBCA (NFB: Rp1,3 triliun), BBRI (NFB: Rp1,2 triliun), BMRI (NFB: Rp614,7 triliun), dan BRIS (NFB: Rp150,4 miliar). Sektor perbankan dinilai tetap menjadi andalan di tengah era suku bunga tinggi.
Sentimen positif pada sektor perbankan yakni rencana perpanjangan relaksasi restrukturisasi kredit hingga tahun 2025 menjadi optimisme laju pertumbuhan kredit yang berkorelasi secara langsung terhadap earnings growth pada sektor perbankan secara umum.
Dari domestik, rilis data S&P Global Manufaktur PMI pada bulan Juni di level 50,7 poin. Industri manufaktur menunjukkan aktivitas industri dan permintaan pesanan baru masih cukup terjaga. Dari sisi biaya industri, melihat level inflasi berada di level target Bank Indonesia mencerminkan harga bahan baku juga masih cukup terjaga.
Laju manufaktur Indonesia tetap di level ekspansif sejak bulan September 2021. Rilis data cadangan devisa (cadev) Indonesia terbaru kembali melebar. Cadev meningkat menjadi US$140,2 miliar pada Juni 2024 vs US$139 miliar pada Mei 2024. Peningkatan cadev didorong oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadev pada akhir Juni 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
|Baca juga: Infovesta Utama: Investor Bisa Buy Saham Perbankan Diskon
Bank Indonesia menilai cadangan devisa mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas kurs rupiah. Pelebaran Cadev sejak 3 bulan terakhir, telah menyempitkan ruang Bank Indonesia untuk kembali menaikan suku bunga BI rate.
Dari global, rilis data Manufaktur PMI China naik tipis menjadi 51,8 poin pada Juni 2024 vs 51,7 poin. Laju manufaktur berada di level ekspansi menunjukkan aktivitas industri dan pesanan baru terus membaik.
Dari AS, rilis data ISM Manufaktur PMI AS pada Juni 2024 telah terjadi peningkatan level kontraksi menjadi 48,5 poin vs 48,7 poin. Peningkatan level kontraksi menunjukkan aktivitas ekonomi AS yang melambat. Hal ini sejalan dengan ekspektasi The Fed.
Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup optimistis. Infovesta Gov. Bond Index naik tipis +0,06% ke level 10.243,04. Sentimen kuat penggerak pasar obligasi domestik yakni rilis data inflasi Indonesia turun di level 2,51% YoY pada Juni 2024 vs 2,84% YoY Mei 2024. Hal ini menunjukan level inflasi masih berada dalam target Bank Indonesia yakni 2,5±1%.
Sedangkan sentimen dari AS, pada FOMC terbaru, The Fed menggaris bawahi laju inflasi AS sudah berada pada laju penurunan, meskipun cukup lambat. Berdasarkan data CME Fed Watch Tool terbaru, Pasar memproyeksikan akan ada 1-2x pemangkasan suku bunga FFR di tahun 2024 ini.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News