1
1

Isu Tapering Off, Investor Disarankan Pilih Investasi Berisiko Rendah-Moderat

Media Asuransi – Di tengah kekhawatiran terkait isu tapering off The Fed, investor disarankan dapat mengambil langkah preventif dengan memilih instrumen investasi yang berisiko rendah hingga moderat untuk jangka waktu investasi pendek dan menengah. 

Melalui Mutual Funds Update yang dikutip Media Asuransi, Rabu, 25 Agustus 2021, PT Infovesta Utama memaparkan bahwa gonjang-ganjing terkait isu tappering off The Fed telah membuat perdagangan saham di Amerika Serikat, Asia, hingga Indonesia selama sepekan lalu (13-20 Agustus 2021) kompak mengalami pelemahan. 

Bursa saham sebagian besar mengalami pelemahan akibat adanya kekhawatiran isu tapering off The Fed yang kemungkinan mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2021. Di Amerika Serikat sendiri, tingkat unemployment rate di bulan Juli mengalami penurunan ke level 5,4% dari bulan sebelumnya di level 5,9%. Data Non-Farm Payrolls yang juga umumnya dijadikan indikasi pemulihan ekonomi Amerika Serikat terlihat menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 943.000 di Juli 2021 dari level 938.000 di bulan Juni 2021. 

|Baca juga: MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 25 Agustus 2021

Berikutnya, tingkat inflasi secara year on year di bulan Juli terjaga di level 5,4% dan berada di atas ekspektasi. Hal inilah yang menjadi pertimbangan The Fed untuk mulai mengurangi pembelian obligasi. 

Namun demikian, Gubernur Bank Indonesia meyakini bahwa dampak pengetatan kebijakan moneter tersebut tidak akan sebesar yang terjadi pada tahun 2013 karena sudah melakukan langkah antisipatif sejak Februari 2021 dan memperkuat cadangan devisa agar pergerakan nilai tukar rupiah tidak melemah terlalu dalam apabila investor asing mulai menarik dananya dari Indonesia. 

Pada penutupan perdagangan pekan lalu sendiri, terdapat dua jenis indeks reksa dana yang mencetak imbal hasil negatif, yaitu kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran masing-masing sebesar -1,31% dan -0,57%. Pelemahan tersebut sejalan dengan pelemahan kinerja IHSG sebesar -1,77%. Selanjutnya, reksa dana pendapatan tetap tercatat naik sebesar 0,13% serta reksa dana pasar uang juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 0,06%. Hal tersebut didorong oleh kenaikan pada obligasi pemerintah sebesar 0,10% dan obligasi korporasi sebesar 0,06%.

|Baca juga: Ketika Pasar Membaik, Saatnya Investasi di Reksa Dana Saham

“Oleh karena itu, investor tidak perlu terlalu khawatir dengan isu tapering off dan dapat mengambil langkah preventif dengan memilih instrumen investasi yang berisiko rendah hingga moderat untuk investor dengan jangka waktu investasi pendek dan menengah,” tulis Infovesta. 

Sementara untuk investor yang memiliki jangka waktu menengah hingga panjang dapat melirik reksa dana saham yang portofolionya memiliki komposisi saham blue chip atau dengan kapitalisasi besar karena beberapa saham tersebut sudah mengalami tekanan sehingga valuasinya menjadi lebih murah dan menarik untuk dilirik saat kondisi pasar sedang bergejolak. 

“Selain itu, investor juga dapat memperhatikan komposisi saham dengan fundamental baik serta sektor yang memiliki potensi pulih setelah pandemi berakhir seperti sektor properti dan perbankan.” Aca

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 25 Agustus 2021
Next Post NH Sekuritas: IHSG Berpotensi Kembali Terkoreksi

Member Login

or