Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – Monetary policy update: New instrument to stabilize Rupiah, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan spekulasi pengetatan moneter The Fed yang lebih agresif memicu volatilitas pasar yang tinggi, yang diperkirakan akan berlanjut dalam jangka menengah.
|Baca juga: Sinyal Pengetatan The Fed Berlanjut, Rupiah Berpotensi Melemah
Menurutnya, penguatan dolar AS masih terus berlanjut, lebih konsisten dari perkiraan sebelumnya. “Rupiah diperdagangkan pada Rp15.362 terhadap dolar AS kemarin (terdepresiasi 0,7% MTD), level terlemahnya dalam hampir dua bulan terakhir.”
Rully mengatakan BI mengeluarkan instrumen moneter baru yang disebut FX Term Deposit (TD) valas DHE, mulai 1 Maret 2023 untuk memfasilitasi penempatan dana hasil ekspor melalui rekening khusus di 20 bank yang ditunjuk sesuai mekanisme pasar. Kebijakan ini diatur dalam PBI No.24/18/PBI/2022 sebagai bagian dari implementasi hasil Rapat Dewan Gubernur BI Desember 2022 untuk memperkuat stabilitas Rupiah.
Dengan kemungkinan berlanjutnya penguatan USD dalam jangka menengah, Rully memperkirakan BI akan terus melakukan kebijakan stabilisasi melalui intervensi pasar. Saat ini, terang dia, cadangan devisa BI mencukupi untuk mendukung kebijakan stabilisasi mata uang sebesar, yang mencapai US$140,3 miliar, setara dengan 6,2 bulan impor, atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News