1
1

Jelang Libur Panjang, IHSG dan Rupiah Sore Kompak Tak Bernyali Menguat

Ilustrasi. | Foto: Setkab

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Kamis jelang libur panjang berakhir di zona merah. Indeks acuan saham Indonesia di sepanjang hari ini tak mampu berbalik arah seiring minimnya sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri.

IHSG Kamis, 28 Maret 2024, perdagangan sore berakhir di posisi 7.288, melemah 21 poin atau setara 0,29 persen ketimbang pagi tadi di 7.310. Level tertinggi di 7.313 dan terendah di 7.244. Volume perdagangan hari ini tercatat 15,5 miliar lembar saham senilai Rp12,06 triliun. Sebanyak 164 saham menguat, 445 saham melemah, dan 172 saham stagnan.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Kamis terpantau menguat tipis ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.874 per US$. Meski demikian, belum ada katalis positif signifikan yang membuat mata uang Garuda kembali ke level Rp15.700 per US$.

|Baca juga: Kinerja Konsolidasian 2023 Meningkat, Premi Bruto Tugu Insurance Tembus Rp 7,7 Triliun

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir menguat tipis ke Rp15.856 per US$, menguat 1,50 poin atau setara 0,01 persen dengan year to date return 2,97 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.856 hingga Rp15.887 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.794 per US$.

Indeks S&P 500 capai rekor baru

Di sisi lain, indeks S&P 500 mencapai rekor baru pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu terjadi karena saham-saham Wall Street melambung setelah beberapa sesi terpuruk akibat investor mengamati kinerja di akhir kuartal pertama.

Indeks S&P 500 berbasis luas berakhir di 5.248,49 atau naik 0,9 persen, melampaui rekor yang dibuat minggu lalu. Dow Jones Industrial Average naik 1,2 persen menjadi 39.760,08. Sedangkan Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi naik 0,5 persen menjadi 16.399,52.

Dengan kenaikan S&P 500 lebih dari 10 persen pada tahun ini, para analis menggolongkan penurunan indeks selama tiga hari sebagai periode konsolidasi. Namun saham-saham pulih dengan ketiga indeks utama memperoleh keuntungan yang solid dalam sebuah langkah yang dipandang sebagai ‘window dressing’ oleh para pengelola uang.

“Pasar kemungkinan tetap dalam pola bertahan selama beberapa minggu mendatang karena investor menunggu putaran data penggerak pasar berikutnya. Kenaikan baru-baru ini masih mungkin terjadi, karena pasar masih memperkirakan dengan sempurna,” kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research Sam Stovall.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Runtuhnya Jembatan Francis Scott Key Jadi Contoh yang Perlu Dilihat Pasar Asuransi dan Reasuransi
Next Post Penjualan Amman Mineral pada 2023 Turun 28%, Ini Pemicunya!

Member Login

or