1
1

Jelang Rights Issue, Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Dikoleksi Asing

Media Asuransi – Investor asing terus melakukan akumulasi beli saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kendati pada perdagangan Kamis kemarin, 19 Agustus 2021, harga saham merosot di tengah kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 2% lebih.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada perdagangan Kamis, saham BBRI ditutup minus 4,67% di Rp3.880/saham. Nilai transaksi mencapai Rp778 miliar, dengan volume perdagangan 198 juta saham.

Kapitalisasi Bank BRI masih masuk big cap dengan market cap Rp479 triliun di pasar modal. Sepekan saham BBRI naik 1,57% dan sebulan juga naik tipis 2,65%. Namun sejak awal tahun hingga saat ini saham induk usaha PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) ini masih turun 7%.

Baca juga: Mahaka Radio Integra Tunjuk Mantan Petinggi Google dan Youtube Jadi Direksi

Menariknya, jelang rencana aksi korporasi penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue, saham BBRI diborong asing dalam sepekan Rp41 miliar dan sebulan terakhir net buy Rp305 miliar di pasar reguler.

Sejak awal tahun hingga Kamis kemarin, investor asing net buy di pasar reguler Rp3,82 triliun. Ditambah dengan net buy di pasar nego dan tunai, jumlah net buy asing saham BBRI mencapai Rp4,22 triliun secara year to date.

Perseroan tengah menantikan pernyataan efektif dari OJK atas rencana rights issue yang sudah disetujui RUPSLB pada 22 Juli 2021. Jika pernyataan efektif OJK keluar, jadwal perdagangan saham tanpa HMETD akan dimulai pada 8 September 2021.

Berdasarkan prospektus rights issue, pencatatan saham di BEI akan dilaksanakan pada 13 September 2021. Periode perdagangan HMETD akan dilakukan pada 13-22 September 2021 dan penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD pada 15-24 September 2021.

Baca juga: Kejutan, HK Metals Utama (HKMU) Tunjuk Ricky Harun Jadi Komisaris

Tanggal pembayaran pemesanan saham tambahan pada 24 September 2021, penjatahan pesanan saham tambahan pada 27 September 2021. Adapun tanggal pengembalian uang pemesanan saham tambahan pada 29 September 2021.

Bank BRI akan menerbitkan saham baru dalam rangka PMHMETD untuk jumlah sebanyak-banyaknya 28.677.086.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp50/saham.

Namun pemerintah tidak menyetor uang tunai dalam rights issue ini, melainkan dalam bentuk inbreng saham pemerintah di PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PMN) ke BBRI.

Dana hasil dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk membentuk Holding Ultra Mikro melalui penyertaan saham BRI dalam Pegadaian dan PNM, sebagai hasil dari inbreng pemerintah.

Sisa dana untuk modal kerja BRI dalam rangka pengembangan ekosistem Ultra Mikro, serta bisnis Mikro dan Kecil. Nilai transaksi inbreng mencapai Rp54,77 triliun, sementara itu perkiraan dana tunai dari rencana rights issue ini maksimal sekitar Rp41,15 triliun. 

Rencana ini selaras dengan visi pemerintah dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 sampai 2024 yaitu untuk mendorong inklusi keuangan.

Sebab itu pemerintah bermaksud membentuk Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI, Pegadaian dan PNM, yakni Bank BRI akan menjadi induk holding. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Studi OVO: Lebih dari Separuh Orang Tidak Memiliki Asuransi Mobil
Next Post Sempat Rugi, Dua Emiten Petrokimia Kini Untung Besar

Member Login

or