Media Asuransi, JAKARTA – Dikenal sebagai penyakit degeneratif, katarak memang identik terjadi oleh orang lanjut usia. Tahukah Anda bahwa katarak juga bisa terjadi pada bayi? Meskipun kasusnya sangat jarang, namun katarak masih sangat berpotensi untuk terjadi pada bayi.
“Kondisi katarak pada bayi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena memiliki dampak pada tumbuh kembang anak. Katarak pada bayi dapat menjadi faktor penyebab kebutaan pada 5 persen hingga 20 persen anak,” kata dokter spesialis mata dari KMN EyeCare Jakarta, Kevin, dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu, 26 November 2023.
Dia tambahkan, beberapa bayi baru lahir bahkan ada yang langsung divonis terkena penyakit katarak dan membuat masyarakat heran bagaimana ini bisa terjadi.
Katarak adalah kondisi lensa mata yang seharusnya bening menjadi keruh atau buram. Lensa mata yang jernih penting untuk fokus cahaya yang masuk ke mata tepat pada retina, sehingga keruhnya lensa mata dapat mengganggu penglihatan. Penyebab kekeruhan pada lensa mata ini umumnya disebabkan protein lensa mata yang mengeras seiring berjalannya waktu.
|Baca juga: Penyembuhan Penyakit Katarak yang Paling Efektif
Tentu saja terdapat perbedaan faktor penyebab mengerasnya protein mata antara katarak yang terjadi pada bayi dan orang tua. “Dapat dikatakan bahwa katarak pada bayi termasuk special case. Katarak pada bayi dikenal dengan sebutan katarak kongenital, yakni terdapat beberapa faktor pemicu yang menjadi penyebab katarak pada saat kehamilan,” tutur Kevin.
Faktor keturunan menjadi salah satu penyebab terjadinya katarak pada bayi baru lahir. Pada ibu hamil yang terkena katarak, protein yang berperan besar untuk pembentukan lensa alami bayi bisa saja terinfeksi dan menyebabkan perubahan DNA sehingga terjadi katarak pada bayi.
Tidak hanya itu, kondisi kesehatan ibu pada saat hamil juga memiliki pengaruh yang besar terjadinya katarak pada bayi. Penyakit seperti gula darah rendah, kekurangan oksigen dan hipotermia pada Ibu hamil berisiko menyebabkan katarak pada bayi.
Infeksi virus dalam tubuh menyerang ibu hamil seperti toksoplasma (TORCH) atau rubella serta gangguan metabolik juga menjadi penyebab katarak pada bayi. Infeksi penyakit dan virus ini menyebabkan perkembangan bayi di dalam kandungan menjadi terganggu yang berdampak pada kekeruhan pada lensa matanya.
Pada beberapa kondisi yang tidak umum terjadi pada saat kelahiran, seperti bayi prematur juga biasanya menyumbang peranan akan terjadinya katarak. Cedera mata pada bayi, baik saat dalam kandungan maupun setelah lahir, bisa menyebabkan perkembangan katarak.
“Dan yang terakhir, ada juga pengaruh jenis obat tertentu yang dikonsumsi selama kehamilan yang memberikan dampak katarak seperti tetrasiklin,” kata Kevin.
|Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Lakukan Operasi Katarak?
Dia jelaskan, gejala mata katarak pada bayi mungkin sulit untuk dikenali pada awalnya, karena bayi belum dapat mengungkapkan ketidaknyamanan atau perubahan dalam penglihatan mereka. Namun, jika ada kecurigaan katarak, pemeriksaan oleh dokter mata atau ahli katarak diperlukan.
Katarak kongenital yang tidak diberikan pengobatan, sangat berbahaya karena dapat menyebabkan risiko mata juling dan bisa berdampak pada tumbuh kembangnya. Mengingat risikonya sangat berbahaya, sehingga diperlukan pengobatan yang efektif untuk mengatasi katarak pada bayi.
Pengobatan katarak pada bayi biasanya melibatkan pembedahan untuk mengangkat lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan. Proses ini disebut dengan ekstraksi katarak. Pembedahan ini penting untuk memastikan perkembangan penglihatan bayi berjalan sebaik mungkin.
“Operasi katarak pada bayi ini harus dilakukan sedini mungkin untuk menjamin penglihatan bayi cukup bisa untuk berkembang dengan normal,” tegasnya. Dia tambahkan, beberapa ahli berpendapat bahwa waktu untuk melakukan operasi katarak kongenital adalah antara usia 6 minggu sampai 3 bulan.
Meskipun katarak pada bayi jarang terjadi, tindakan pencegahan selama kehamilan sangat penting. Ibu hamil sebaiknya menghindari paparan terhadap zat kimia berbahaya atau infeksi yang dapat memengaruhi perkembangan mata janin.
Pemeriksaan mata rutin merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan mata Anda dan mendeteksi masalah potensial sejak dini, termasuk risiko katarak. “Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mata bayi Anda, konsultasikanlah dengan dokter atau dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” imbau Kevin, dokter spesialis mata dari KMN EyeCare Jakarta.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News