1
1

Keberlanjutan dalam Industri Asuransi, Indonesia Re Dukung Green Business dalam Mengelola Risiko

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat (kedua dari kanan), bersama para narasumber dalam acara Indonesia Sustainability Forum 2023. | Foto: doc

Media Asuransi, JAKARTA – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re kembali mengangkat isu keberlanjutan dalam acara Indonesia Sustainability Forum (IFS) 2023 yang diselenggarakan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, 7-8 September lalu di Jakarta. Keberlanjutan telah menjadi isu sentral dalam banyak industri saat ini, dan industri reasuransi tidak terkecuali. Indonesia Re memberikan dukungan terhadap kegiatan bertaraf internasional tersebut.

Hadir sebagai salah satu pembicara dalam ISF 2023 adalah Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat, menjelaskan bahwa sebagai perusahaan asuransi bagi perusahaan asuransi lainnya, Indonesia Re akan terus memastikan untuk melangsungkan bisnis reasuransi yang berkelanjutan dengan cara berkolaborasi.

“Kolaborasi yang dimaksud selaku perwakilan dari Indonesia Re adalah dengan membagi risiko dengan para pemilik modal, pemilik bisnis, maupun pemilik aset,” ungkap Delil dikutip dari keterangan resmi, Jumat, 15 September 2023.

Sebagai ketua Asean Reinsurance Working Committee-Asean Insurance Council (AIC), upaya kolaboratif telah dilakukan oleh Indonesia Re melalui inisiasi green energy insurance pool, bersama reasuradur–reasuradur anggota AIC.

|Baca juga: Tingkatkan Kualitas Kesehatan Portfolio, Indonesia Re Selenggarakan Indonesia Re Treaty Forum 2023

“Inisiasi ini tentunya merupakan aksi nyata Indonesia Re dalam menunjukkan komitmen industri asuransi yang berkelanjutan. Pada dasarnya, AIC akan terus mengumpulkan keahlian dan kemampuan finansial untuk menghadapi tantangan yang mungkin akan terjadi terhadap industri perasuransian,” jelasnya.

Delil menambahkan, Indonesia Re telah terlibat dalam banyak proyek untuk mengimplementasikan green business melalui pengenalan produk asuransi yang mendukung green business dalam mengelola risiko. Topik keberlanjutan ini adalah topik penting yang seringkali dilupakan. Padahal, lanjut Delil, perspektif tentang risiko yang terkait dengan green business dan strategi untuk mengurangi risiko tersebut merupakan topik sangat penting bagi setiap perusahaan yang ingin berinvestasi di green business.

“Ada dua jenis risiko yang pada dasarnya berdampak pada ekonomi ketika menyangkut masalah keberlanjutan, yaitu risiko fisik dan risiko transisi. Pada dasarnya, risiko fisik adalah risiko aset yang mungkin sudah banyak diketahui. Misalnya, hal-hal yang berkaitan dengan kebakaran atau kerusakan akibat bencana alam, hal semacam itulah yang dapat diasuransikan. Anda dapat mengalihkan risiko- risiko itu ke industri asuransi,” jelasnya.

Namun, ungkap Delil. Ketika kita mengalami perubahan iklim, kita dapat melihat bukti bahwa lambat laun perubahan iklim juga mengubah intensitas dan juga perilaku risiko ini,” ujarnya. Sementara itu, risiko transisi adalah risiko yang timbul dalam proses transisi dari brown economy (karbon tinggi) menunju green economy (karbon rendah). Dari perspektif industri asuransi, tidak mudah untuk mengambil risiko pada green business karena dua alasan. Pertama, yaitu karena kurangnya data statistik. Industri asuransi memiliki banyak aktuaris yang mencoba memprediksi sesuatu di masa depan berdasarkan data masa lalu.

Namun, data yang tersedia dari data masa lalu tidak cukup untuk membekali para aktuaris. Kedua, kurangnya pemahaman tentang sifat risiko itu sendiri karena green business biasanya melibatkan inovasi, teknologi baru, dan prototipe solusi yang belum cukup dipahami. Mengasuransikan green business menjadi lebih menantang daripada bisnis biasa.

“Pesan penting dari forum diskusi ini adalah bahwa keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab perusahaan reasuransi, tetapi juga pemilik bisnis, investor, dan pemodal perlu berbagi risiko untuk mendukung green business dan memastikan masa depan yang lebih berkelanjutan. Selain itu, industri asuransi juga memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung green business. Jadi, harapannya para investor dapat membantu memperkuat permodalan industri asuransi dan reasuransi,” tutur Delil.

 

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Chubb Meluncurkan Konsorsium Baterai Lithium Lloyd
Next Post Manulife Luncurkan Manulife Saving Protector

Member Login

or