Media Asuransi, GLOBAL – Outlook Asuransi Global 2024 dari EY menunjukkan sebanyak 52 persen CEO perusahaan asuransi berencana untuk melakukan investasi besar-besaran dalam kecerdasan buatan pada tahun ini. Kemajuan teknologi terutama dalam kecerdasan buatan generatif akan menjadi pemandu utama bagi masa depan industri reasuransi.
Sebanyak 59 persen dari mereka juga percaya dampak kecerdasan buatan terhadap pekerjaan akan diimbangi dengan munculnya peran-peran baru.
Wakil Presiden Eksekutif GJ Sullivan Reinsurance Thom Smith mengatakan meskipun selalu sulit untuk memprediksi tren masa depan, namun dampak teknologi baru pada industri ini kemungkinan besar sudah pasti.
“Sebagai industri, kita telah mulai merangkul hal-hal seperti pembelajaran mesin dan teknologi blockchain. Tapi saya pikir kita benar-benar perlu lebih dalam menyelami kecerdasan buatan, karena memiliki potensi untuk menciptakan dampak yang jauh lebih luas,” ujarnya, dikutip dari laman Reinsurance News, Rabu 17 April 2024.
|Baca juga: IHSG Terus Lesu, Berpeluang Kembali ke Level 6.000?
Smith berbagi pandangannya bahwa kecerdasan buatan adalah kekuatan untuk kebaikan, yang sejalan dengan laporan EY. Namun demikian, ia menyadari, kekhawatiran karyawan terhadap kemungkinan kehilangan pekerjaan akibat kecerdasan buatan.
Komitmennya untuk memahami cara yang tepat untuk menerapkan teknologi ini telah membawanya menjadi anggota dewan penasihat untuk program baru di Universitas San Francisco yang berfokus pada sertifikasi AI Strategis.
Smith memerhatikan tren kerja sama yang semakin meningkat antara perusahaan asuransi dan industri lainnya, seperti perusahaan teknologi, penyedia layanan kesehatan, dan produsen produk. Menurutnya, kemitraan semacam itu dapat menghasilkan solusi asuransi yang lebih sesuai dan komprehensif, dikenal sebagai kemitraan ekosistem.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News