Media Asuransi, JAKARTA – Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah karena kekhawatiran pasar terhadap krisis perbankan di AS dan Eropa makin meluas.
Analis Sinarmas Future, Ariston Tjendra, menjelaskan nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini karena kekhawatiran pasar terhadap meluasnya krisis perbankan.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
“Kabar soal naiknya biaya Credit Default Swap salah satu Bank Besar Eropa, Deutsche Bank, karena kekhawatiran gagal bayar di tengah krisis perbankan dan laporan soal penarikan deposit oleh nasabah di bank-bank kecil AS menambah kekhawatiran krisis perbankan masih berpotensi meluas. Sehingga bisa mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman lagi dan ini bisa membebani rupiah,” katanya kepada Media Asuransi, Senin, 27 Maret 2023.
Selain itu, jelas dia, penguatan rupiah terhadap dolar AS yang dalam pada perdagangan Jumat kemarin, di tengah kekhawatiran pasar, memunculkan peluang koreksi.
Di sisi lain, Ariston mengatakan ekspektasi bahwa The Fed tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya tahun ini karena krisis perbankan di AS masih membantu mendongkrak nilai tukar lain terhadap dolar AS, sehingga kalau kekhawatiran soal krisis ini mereda, dollar AS bisa tertekan lagi.
“Hari ini, potensi tekanan terhadap rupiah ke arah Rp15.200 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.100 per dolar AS,” pungkas dia.
Sementara itu pada perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan menguat 1,25% ke level Rp15.153 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 1,05% ke level Rp15.189 per dolar AS.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News