Media Asuransi, JAKARTA – Optimisme industri manufaktur Indonesia yang tecermin dalam Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Februari 2022 tercatat turun meski masih di level ekspansi.
Menurut data PMI™ IHS Markit terkini, sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi pada bulan Februari, tetapi tingkat ekspansi berkurang banyak sejak bulan Januari. Kenaikan yang lebih rendah pada pekerjaan baru dan produksi dilaporkan karena kasus Covid-19 kembali meningkat, yang kemudian berdampak pada kepercayaan diri dalam bisnis.
Akan tetapi, ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian bertahan relatif tangguh, dan kinerja pemasok membaik. Namun demikian, perusahaan ragu-ragu untuk membangun inventori. Sementara itu, tekanan harga secara keseluruhan berkurang pada bulan Februari.
|Baca juga: Hilirisasi Manufaktur Perkuat Pertumbuhan Berkelanjutan
Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit tercatat di posisi 51,2 pada bulan Februari, turun dari 53,7 pada bulan Januari. Ini mewakili perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia enam bulan berturut-turut, meski tingkat perbaikan terkini merupakan yang paling lambat dalam periode ini.
Produksi manufaktur terus berekspansi, tetapi tingkat pertumbuhannya berkurang banyak pada bulan Februari karena infeksi Covid-19 kembali naik dan kenaikan biaya input berdampak pada output. Bisnis baru, termasuk penjualan asing, juga mengalami perlambatan pertumbuhan, yang juga berkaitan dengan pandemi.
Akibatnya, kepercayaan bisnis di sektor manufaktur Indonesia turun ke posisi terendah dalam 21 bulan. Namun demikian, sebagian besar perusahaan terus berharap bahwa situasi Covid-19 akan dapat dikendalikan, memungkinkan perekonomian membaik.
Walaupun pertumbuhan produksi di Indonesia melambat, tingkat ketenagakerjaan naik pada kisaran yang lebih cepat. Meski marginal, tingkat penciptaan lapangan kerja merupakan yang paling cepat sejak bulan Februari 2020. Perusahaan manufaktur Indonesia melaporkan meningkatkan kapasitas tenaga kerja mereka untuk mendukung kenaikan permintaan dan produksi.
Berkaitan dengan aktivitas pembelian, perusahaan meningkatkan aktivitas pembelian mereka pada kisaran yang lebih lambat pada bulan Februari, sejalan dengan keseluruhan kondisi permintaan. Namun hal ini tidak berarti tingkat inventaris pra-produksi naik, karena perusahaan lebih berhati-hati terhadap akumulasi stok di tengah-tengah perlambatan pertumbuhan permintaan. Inventaris pasca produksi juga sedikit turun pada bulan Februari.
Sementara itu, kinerja vendor membaik kedua kalinya pada tahun ini bahkan ketika infeksi Covid-19 kembali bangkit pada bulan Februari. Menurut panelis, permintaan percepatan pengiriman sebagian besar menyumbang perbaikan kondisi. Penumpukan pekerjaan juga terus berakumulasi pada bulan Februari, tetapi pada laju marginal di tengah-tengah kenaikan rendah pada pekerjaan baru dan waktu pemenuhan pesanan yang lebih baik.
|Baca juga: Hilirisasi Manufaktur Perkuat Pertumbuhan Berkelanjutan
Dari segi harga, baik biaya input maupun biaya output terus naik pada kisaran yang melampaui rata-rata jangka panjang, meski tingkat inflasi melambat sejak bulan Januari. Kenaikan harga bahan baku dilaporkan secara luas di seluruh sektor manufaktur, yang seringkali dibebankan kepada pelanggan.
Menanggapi hasil survei terkini, Economics Associate Director IHS Markit, Jingyi Pan, mengatakan bahwa kebangkitan kembali infeksi Covid-19 membebani kinerja sektor manufaktur Indonesia pada bulan Februari. Permintaan klien dan jadwal produksi keduanya terhambat oleh perkembangan kondisi terkini, termasuk pembatasan tambahan untuk menanggulangi virus.
“Kabar baiknya adalah ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian yang tangguh. Pada saat yang sama, tekanan harga berkurang dibandingkan dengan bulan Januari, merupakan kelegaan bagi perusahaan manufaktur. Sangat penting memperhatikan bagaimana data harga akan berkembang ketika gelombang terkini Covid-19 Omicron telah berlalu, dengan risiko bahwa permintaan tertunda mungkin kembali mendorong kenaikan harga.”
Menurutnya, sentimen sektor manufaktur secara keseluruhan mengalami pukulan pada bulan Februari, tetapi perusahaan secara umum bertahan positif, dengan harapan situasi virus akan stabil. “Pertumbuhan GDP pada triwulan pertama mungkin akan terpukul, namun kami berharap GDP bertumbuh 5,1% pada tahun 2022.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News