1
1

Ketua AAJI Ajak Masyarakat Segera Memiliki Asuransi Kesehatan

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon, | Foto: Widiastuti

Media Asuransi, JAKARTA – Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2018-2022) total klaim dan benefit asuransi kesehatan di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya, terkecuali di tahun 2020. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon, dalam Media Workshop bertajuk “Asuransi Kesehatan: Tantangan, Peluang, dan Industri Pendukungnya” di Jakarta, Selasa, 25 Juli 2023.

Dalam paparan Budi menjelaskan secara rinci bahwa total klaim dan benefit asuransi kesehatan di tahun 2018 tercatat sebesar US$0,65 miliar, kemudian di 2019 meningkat menjadi US$0,74 miliar dan turun sedikit sebesar US$0,68 miliar di 2020. Selanjutnya, total klaim melonjak menjadi US$0,81 miliar dan meningkat lagi sebesar US$1,09 miliar di 2022.

“Volume klaim kesehatan meningkat tahun 2022 karena ada pandemi Covid-19, namun kesadaran mengenai perlunya perlindungan asuransi semakin meningkat khususnya pada asuransi kesehatan. Meskipun pendapatan premi secara keseluruhan turun, namun pendapatan premi dari perlindungan kesehatan meningkat,” ungkap Budi.

Dia mengatakan bahwa meningkatnya nilai klaim untuk jenis pertanggungan asuransi kesehatan diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya proyeksi inflasi medis sekitar 13,6% di tahun 2023, perkembangan teknologi medis yang terbaru, dan tren masyarakat yang memulai kembali perawatan kesehatan yang mungkin sempat tertunda di masa pandemi.

|Baca juga: AM Best: Perusahaan Asuransi Kesehatan Laporkan Kinerja Positif Pasca-Pandemi

Budi juga memaparkan bahwa biaya kesehatan yang ditanggung oleh masyarakat di Indonesia termasuk tinggi jika dibandingkan beberapa negara lainnya. Budi menyebutkan di tahun 2020 nilainya mencapai US$31,8 miliar. Sementara di Singapura tercatat sebesar US$19,0 miliar, di Thailand hanya US$10,5 miliar, dan di Amerika Serikat sebesar US$9,9 miliar

“Industri asuransi jiwa tentunya senantiasa memberikan perlindungan yang maksimal kepada para nasabahnya. Kami berupaya untuk selalu memenuhi tanggung jawab kami untuk membayarkan klaim nasabah sepanjang klaim tersebut sesuai dengan kesepakatan pada polis,” jelasnya.

Pada fenomena peningkatan biaya perawatan medis ini, lanjut Budi, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk segera memiliki asuransi kesehatan karena inflasi medis sebesar 13,6 persen, lebih besar empat kali lipat dari inflasi ekonomi secara umum yaitu 3,5 persen. “Jika tidak menggunakan asuransi, maka biaya yang harus dikeluarkan secara pribadi (out of pocket) akan semakin tinggi,” tutur Budi.

“Beberapa tahun terakhir perkembangan industri asuransi jiwa diwarnai dengan topik-topik yang selalu mencuri banyak perhatian masyarakat. Semakin terbukanya akses terhadap informasi, menjadikan setiap pemberitaan tersebar lebih cepat dan lebih luas. Menjalin komunikasi yang baik dengan media merupakan salah satu bentuk upaya AAJI dalam mengedukasi masyarakat melalui pemberitaan yang faktual dan berimbang,” ujar Budi.

Budi menambahkan, terkait dengan topik yang diangkat yaitu asuransi kesehatan hal ini dilakukan karena ada peningkatan penggunaan asuransi kesehatan oleh masyarakat, khususnya pasca pandemi Covid-19. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini AAJI mengundang perwakilan third party administration dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) untuk mendapat berbagai pandangan terkait tren yang sedang terjadi di dunia kesehatan serta membuka peluang kerja sama untuk memaksimalkan peran asuransi kesehatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pemerintah Serap Dana Rp13 Triliun dari Lelang SUN 25 Juli 2023
Next Post Kementerian PUPR Dorong Partisipasi Sektor Swasta Jepang dalam Pembangunan IKN

Member Login

or