Media Asuransi – Pasar saham kembali stabil dan berangsur pulih, ditandai dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah berada di level 6.000-an menjelang tutup tahun 2020. Pasar modal Indonesia juga tercatat semakin likuid, tercermin dari naiknya rata-rata frekuensi perdagangan menjadi yang tertinggi di Asean.
Hal ini disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat memberikan sambutan pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu, 30 Desember 2020. “Tibalah kita di pengujung tahun 2020. Tahun yang tentunya tidak mudah bagi kita semua. Tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian kita khususnya, juga bagi industri pasar modal akibat adanya unprecedented shock dari pandemi Covid-19 yang menekan kinerja perekonomian domestik dan di banyak negara lainnya di dunia,” katanya.
Wimboh menuturkan, di awal masa pandemi, bursa saham global terkoreksi cukup dalam, tak terkecuali IHSG di BEI. Upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-19 dengan pemberlakuan protokol kesehatan ketat, telah memukul sektor riil. Hal ini berimbas pada kinerja emiten yang menurun dan berdampak pada turunnya IHSG yang sempat menyentuh titik terendahnya di level 3.937, pada Maret 2020.
OJK Perpanjang Kebijakan Stimulus Covid-19 untuk Lembaga Keuangan Non Bank
“Kini kita patut bersyukur, ujian pandemi telah meningkatkan ketahanan pasar modal kita,” jelasnya.
Wimboh Santoso menambahkan, kini pasar saham kembali stabil dan berangsur pulih. “IHSG kemarin (29 Desember 2020) ditutup di level 6.036,17 atau secara year to date (ytd) terkoreksi 4,18 persen. Namun ini jauh membaik dengan mengalami kenaikan sebesar 53,7 persen dibandingkan level terendahnya pada 24 Maret lalu,” katanya.
Sementara itu pasar SBN (Surat Berharga Negara) dilaporkan terus menguat, dengan yield turun 108 bps (basis points) ytd dan memberikan imbal hasil yang masih menarik di antara negara-negara sekawasan. Menurut Wimboh, penurunan yield ini merupakan insentif bagi korporasi untuk menggalang dana lebih murah melalui penerbitan surat utang di pasar modal. “Dengan dukungan rezim suku bunga rendah, saat ini merupakan momentum bagi kebangkitan pasar modal Indonesia,” kata Wimboh.
Ketua Dewan Komisioner OJK menjelaskan, seluruh negara mengerahkan segenap langkah kebijakan terbaiknya untuk dapat menghadapi dampak pandemi, termasuk Indonesia. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus fiskal untuk penanganan pandemi dan menjaga fundamental ekonomi. Bank Indonesia juga melonggarkan likuiditas melalui kebijakan moneter akomodatifnya.
“Demikian juga OJK yang telah mengeluarkan kebijakan pre-emptive dan extraordinary untuk menjaga kepercayaan dan stabilitas pasar, memberikan ruang bagi sektor riil untuk bertahan, dan menjaga fundamental lembaga jasa keuangan,” jelasnya.
Di sektor pasar modal, OJK telah mengeluarkan kebijakan untuk menjaga stabilitas pasar modal, yaitu: Pertama, paket kebijakan untuk me-manage volatilitas pasar modal yang dikeluarkan sejak akhir Februari 2020, antara lain: pelarangan short selling, pemberlakuan trading halt untuk penurunan 5 persen dan asymmetric auto–rejection, pemendekan jam perdagangan bursa, dan buyback saham oleh emiten tanpa melalui RUPS dalam kondisi pasar yang berfluktuasi.
Kedua, relaksasi bagi industri pasar modal agar dapat bertahan di masa pandemi, diantaranya melalui kebijakan pelaksanaan RUPS Perusahaan Terbuka secara elektronik, relaksasi penyampaian dan masa berlaku laporan keuangan, serta pemberian insentif dan potongan biaya oleh Self Regulatory Organization (SRO).
Ketiga, kemudahan pelaporan dan perizinan bagi pelaku pasar modal dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi seperti penggunaan tanda tangan elektronik pada proses perizinan dan penyampaian laporan secara elektronik.
Menurut Wimboh Santoso, pandemi yang kita alami di hampir sepanjang tahun 2020 ini, tentunya tidak serta merta menyurutkan semangat para pelaku industri pasar modal untuk mengambil momentum dalam mencatatkan pencapaian-pencapaian yang mengindikasikan semakin dalamnya industri pasar modal nasional. Di tengah arus dana keluar asing di pasar modal, yaitu Rp47,89 triliun di pasar saham per 29 Desember 2020 dan Rp86,83 triliun di pasar SBN per 28 Desember 2020, IHSG masih mampu menunjukkan penguatan yang didorong oleh investor domestik, termasuk investor ritel.
Sementara itu dari sisi demand, tahun 2020 menjadi tahun kebangkitan bagi investor ritel domestik, mengingat investor domestik khususnya investor ritel, semakin mendominasi transaksi saham. “Pasar modal kita juga tercatat semakin likuid dan dalam, tercermin dari naiknya rata-rata frekuensi perdagangan menjadi yang tertinggi di ASEAN. Selain itu, jumlah investor pasar modal menjadi 3,87 juta investor atau naik 56 persen dibandingkan tahun lalu dan semakin solidnya dominasi investor ritel,” jelas Wimboh.
BEI Optimis Hadapi Perdagangan Saham Tahun 2021
Di sisi supply, antusiasme korporasi untuk menggalang dana melalui penawaran umum ternyata masih terjaga di masa pandemi, yakni terdapat 53 emiten baru sepanjang 2020. Dari jumlah tersebut 51 perusahaan telah tercatat di bursa dan hal ini menjadi yang tertinggi di ASEAN. Sementara total penghimpunan dana melalui penawaran umum di tahun 2020 telah mencapai Rp118,7 triliun.
Ketua Dewan Komisioner OJK menegaskan, menjaga kepercayaan investor dan pelaku pasar modal terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia serta integritas dari pasar modal kita, sangat penting bagi pengembangan industri pasar modal kita. Oleh karena itu, OJK bersama dengan Pemerintah, Bank Indonesia, dan LPS akan terus berupaya untuk menyiapkan berbagai kebijakan dan inisiatif yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
“Besar harapan kami, capaian yang baik di tahun ini menjadi katalis positif bagi kinerja pasar modal di tahun depan dan berkontribusi untuk bangkitnya perekonomian Indonesia. Mari kita bangun optimisme bahwa setelah melewati ujian ini, kita akan lebih kuat dan resilient dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depan,” kata Wimboh Santoso. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News