1
1

Kinerja Bukit Asam (PTBA) Semakin Baik, Sahamnya Patut Dilirik

Media Asuransi – Di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten BUMN tambang batu bara ini berhasil mencatatkan penguatan harga saham pada perdagangan pekan ini.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan IHSG ditutup minus 0,97% di posisi 6.090,93, sementara saham PTBA ditutup naik 3,32% Rp 2.180/saham pada Rabu, 1 September 2021. Nilai transaksi saham PTBA mencapai Rp158 miliar, dengan volume perdagangan 72,38 juta saham dan kapitalisasi pasar Rp25,12 triliun.

Dalam sepekan saham PTBA naik 4,31%, dalam 3 bulan sahamnya stagnan, dan secara year to date atau tahun berjalan sahamnya minus 22,42%.

Baca juga: Kinerja Emiten Telekomunikasi Menggembirakan di Kuartal II/2021

Sementara itu jika dihitung setahun terakhir, saham anak usaha MIND ID, Holding BUMN Pertambangan (Inalum), ini naik 10,38%. Investor asing tercatat masuk Rp8 miliar di pasar reguler, dalam 3 bulan terakhir asing masih lepas saham ini Rp266 miliar. 

Secara kinerja, kinerja PTBA masih oke dengan laba bersih Rp1,77 triliun pada semester I/2021. Jumlah laba bersih ini naik 38% secara tahunan (year on year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu Rp1,28 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan PTBA, pencapaian laba bersih ini seiring dengan pendapatan perusahaan yang naik 14,18% menjadi Rp10,29 triliun dari sebelumnya Rp9,01 triliun.

Baca juga: Kedoya Adaraya Tawarkan Saham Perdana Rp1.720 per Saham

Beban pokok pendapatan juga naik menjadi Rp6,74 triliun dari periode semester I/2021 senilai Rp6,46 triliun. Per Juni 2021, aset PTBA naik menjadi Rp27,04 triliun, dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp24,05 triliun.

Sementara itu, liabilitas naik menjadi Rp9,53 triliun dari sebelumnya Rp7,11 triliun di akhir Desember 2020. Tahun ini, PTBA menargetkan produksi sebesar 30 juta ton, meningkat 20% dari realisasi produksi perusahaan sepanjang 2020 lalu yang sebesar 25 juta ton.

Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto, mengatakan bahwa target tersebut telah ditetapkan dalam RKAP tahun ini. Sedangkan tingkat penjualan diperkirakan tidak akan jauh dari angka tersebut.

Tahun ini harga baru bara diperkirakan masih akan berada di kisaran harga tertinggi. Hal ini dengan mempertimbangkan kondisi hubungan China dan Australia serta pandemi sehingga ini akan memperkuat harga batu bara.

Hingga akhir Juni 2021 lalu produksi Bukit Asam mencapai 13,3 juta ton dengan penjualan sebanyak 12,9 juta ton. Adapun harga jual batu bara di semester pertama tahun ini mencapai harga tertingginya, yakni US$134,7 per ton pada 30 Juni 2021.

Mengacu data Refinitiv, harga batu bara kembali naik. Pada Selasa lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 170/ton, melesat 1,55% dibandingkan sehari sebelumnya. Jangan lupa, PTBA juga akan diuntungkan dengan proyek gasifikasi batu bara.

Terbitnya Perpres 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo, menjadikan 2 proyek PTBA memang kembali menjadi Proyek Strategis Nasional(PSN).

Pertama Hilirisasi Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim dan kedua, Kawasan Industri Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Tanjung Enim. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kinerja Emiten Telekomunikasi Menggembirakan di Kuartal II/2021
Next Post Insurance List

Member Login

or