Media Asuransi, JAKARTA – Kondisi fiskal Indonesia dinilai memiliki pondasi yang kuat seiring dengan pencapaian kinerja fiskal pada 7 bulan pertama 2023 yang menunjukkan surplus fiskal kuat, pengelolaan fiskal yang hati-hati, dan alokasi belanja strategis.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Update bertajuk Macro Update – 7M23 fiscal balance: Robust and sustained fiscal health, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan surplus fiskal Indonesia meningkat pada 7 bulan pertama 2023, mencapai Rp153,5 triliun atau setara 0,7% dari PDB (vs. Rp131,7 triliun atau 0,5% dari PDB pada 7 bulan pertama 2022).
|Baca juga: Strategi Investasi di Tengah Akselerasi Belanja Pemerintah
Secara bersamaan keseimbangan primer meningkat menjadi Rp394,5 triliun (vs Rp316,6 triliun di 7 bulan pertama 2022). “Kondisi fiskal Indonesia pada 7 bulan pertama 2023 menunjukkan surplus fiskal yang kuat, pengelolaan fiskal yang hati-hati, dan alokasi belanja strategis.”
Untuk belanja pemerintah pusat, turun dari tahun lalu, mencapai Rp1.020,4 triliun di 7 bulan pertama 2023, atau 45,5% dari target sepanjang 2023 (vs. Rp1.031,0 triliun, atau 44,8% dari target sepanjang tahun 2023). Khususnya, pemerintah telah memanfaatkan investasi anggaran non-pemerintah seiring dengan upayanya. Secara khusus, pembiayaan infrastruktur, terutama untuk proyek strategis nasional, yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Aset Negara (LMAN), berjumlah Rp114,2 triliun.
Adapun penerimaan pajak tetap kuat mencapai Rp1.109,1 triliun pada 7 bulan pertama 2023 (64,6% dari target sepanjang tahun 2023). Sektor manufaktur memberi sumbangan terbesar dibanding sektor lainnya sebesar 27,6% dari total penerimaan pajak pemerintah.
Namun pertumbuhan sektor tersebut melambat signifikan menjadi 6,1%, dari 52,3% YoY pada 7 bulan pertama 2022. Namun demikian, beberapa industri menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dalam kontribusinya terhadap penerimaan pajak pada 7 bulan pertama 2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada 7 bulan pertama 2022, termasuk jasa keuangan dan asuransi, serta industri transportasi dan pergudangan.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News