Media Asuransi – Kinerja seluruh segmen usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) di sepanjang kuartal I/2021 sangat cemerlang. Mulai dari produk konsumen bermerek di bawah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) hingga perkebunan di bawah PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) berkontribusi maksimal terhadap kinerja INDF.
Mengutip laporan keuangan INDF, laba perseroan tumbuh sekitar 23% dari Rp1,40 triliun menjadi Rp1,73 triliun. Hal ini ditopang penjualan yang meningkat hingga 27% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp24,55 triliun.
Penjualan produk konsumen bermerek yang dikonsolidasikan ke kantong perseroan tercatat mencapai Rp14,57 triliun, tumbuh 27% secara yoy. Segmen bisnis ini masih menjadi penopang penjualan tertinggi INDF, yakni hampir sebesar 60%.
Baca juga: OJK Rilis Aturan Pelaksana Dana Kompensasi Kerugian di Pasar Modal
Jika melihat laporan keuangan ICBP, total penjualan perseroan tercatat sebesar Rp15,09 triliun, atau meningkat 26% yoy. INDF mengempit 80,53% saham ICBP.
Laba ICBP memang merosot sekitar 12% akibat beban keuangan pasca akuisisi Pinehill Company Limited. Namun, potensi melesatnya penjualan di sepanjang tahun ini membuat prospek bisnis ICBP kian mentereng.
Hal ini didukung peranan Pinehill yang akan berkontribusi penuh tahun ini. Beban keuangan yang kemungkinan akan bertambah seiring dengan pendanaan yang ditarik oleh ICBP melalui penerbitan obligasi senilai US$1,75 miliar beberapa waktu lalu dipercaya bisa terkompensasi dengan tingginya penjualan ICBP.
Pinehill bisa menjadi kartu AS bagi ICBP sekaligus INDF. Saat ini, Pinehill memiliki 12 fasilitas produksi mi instan dengan kapasitas produksi lebih dari 10 miliar bungkus mi instan.
Baca juga: BEI Implementasi Perdagangan Saham dalam Pemantauan Khusus
Produknya tersebar di 8 negara yang tersebar di 3 wilayah, yakni Timur Tengah, Afrika, dan Eropa dengan total populasi 550 juta orang. Sejauh ini kontributor dari penjualan ICBP masih didominasi pasar dalam negeri.
Dengan adanya Pinehill, maka jalur distribusi baru akan semakin terbuka dan diharapkan berkontribusi terhadap penjualan luar negeri perseroan. Potensi melejitnya penjualan ICBP tentu akan berdampak pada kantong INDF.
Selain dari segmen produk bermerek, INDF juga tersokong oleh kinerja LSIP dan SIMP. Laba LSIP meroket hingga 267% menjadi Rp297,23 miliar dan SIMP berhasil menorehkan laba bersih sebesar Rp105,90 miliar di sepanjang Januari-Maret 2021 setelah pada periode yang sama tahun lalu merugi Rp51,86 miliar.
Tingginya kenaikan laba keduanya tak lepas dari kinerja penjualan yang masing-masing menjanjak sekitar 48% dan 42% yoy. Adapun, pendapatan dari segmen agribisnis yang diskonsolidasikan ke INDF tercatat sebesar Rp3,91 triliun, atau naik 17% yoy.
Kemudian, Bogasari juga mebukukan kenaikan pendapatan sebesar 10% dari Rp5,45 triliun menjadi Rp 6,03 triliun. Divisi distribusi pun memberikan kontribusi kontribusi sekitar Rp1,34 triliun terhadap total penjualan INDF di sepanjang kuartal I 2021.
Prospek bisnis yang positif ini membuat INDF dan ICBP menjadi salah saham yang paling banyak diakumulasi oleh investor, terutama asing. Pada perdagangan Kamis, 1 Juli 2021, total nilai beli bersih asing di saham INDF dan ICBP masing-masing tercatat sebesar Rp82,26 miliar dan Rp25,72 miliar. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News