Media Asuransi, JAKARTA – Lembaga riset IFG Progress Financial Research mencatat kinerja keuangan perusahaan asuransi umum di Indonesia masih sangat prospektif setiap tahunnya.
Mengutip Economic Bulletin bertajuk “Asuransi Umum Indonesia: Kondisi dan Tantangan” yang diterbitkan oleh IFG Progress pada 4 Maret 2022, kinerja aset perusahaan asuransi umum masih tumbuh positif setiap tahunnya. Jika dibandingkan dengan rata-rata aset periode pre-Covid (kuartal I/2017–kuartal I/2020) dan periode post-covid (kuartal II/2020–kuartal II/2021), total aset naik sebesar 24%.
Sama halnya dengan bagian liabilitas dan ekuitas juga mengalami kenaikan sekitar 25%- 26%. Per akhir kuartal III/2021 total aset tumbuh sebesar 11% yoy, tetapi pertumbuhan liabilitas naik sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 14% yoy, hal ini membuat kenaikan ekuitas tidak sebesar tahun sebelumnya yaitu hanya naik 6% yoy.
|Baca juga: Financial Deepening Asuransi Umum di Indonesia Masih Rendah
Pada asuransi umum, hasil riset IFG Progress menunjukkan bahwa sebanyak 48% dari total aset merupakan komponen aset investasi, dan mayoritas aset investasi dialokasikan pada instrumen investasi berisiko rendah seperti deposito dan obligasi. Alokasi aset investasi pada instrumen low risk ini menjadi salah satu alasan kinerja aset masih cukup stabil selama pandemi Covid-19.
Pada periode pandemi, terjadi penurunan alokasi aset pada instrumen deposito dan saham. Penurunan alokasi pada deposito dipicu oleh kondisi suku bunga rendah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Dari aspek pendapatan, ada tiga kategori dari pendapatan asuransi umum yaitu pendapatan premi, pendapatan pendapatan hasil investasi, dan komisi reasuransi. Pendapatan premi bruto (gross premi) dihitung dari total pendapatan premi (premium earned) dikurangi dengan pembayaran komisi.
Selama lima tahun terakhir pendapatan premi perusahaan asuransi umum masih membukukan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada 2020 total premi bruto tercatat naik 3% yoy menjadi sebesar Rp90,4 triliun. Pertumbuhan premi tahun 2020 ini tidak setinggi pertumbuhan premi pada tahun-tahun sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan premi dari tahun 2016 hingga 2019 sekitar 11% yoy.
Jika ditinjau lebih dalam, komponen yang mendorong menurunnya pertumbuhan premi tahun 2020 adalah penurunan pada direct premium sebesar -10% menjadi sekitar Rp67,5 triliun, tetapi pada in-direct premium masih tumbuh lebih tinggi hingga 35% menjadi Rp37 triliun.
|Baca juga: Asuransi Umum Siap Tingkatkan Proteksi Risiko Bencana
Hasil riset ini juga mencatat bahwa pada asuransi umum hampir setengah dari pendapatan premi kemudian direasuransikan sebagai upaya pembagian risiko. Tercatat total premi asuransi umum yang direasuransi pada tahun 2020 sekitar 46% dari total gross premium.
Berbeda dengan asuransi jiwa yang hanya mengalokasikan premi ke pihak reasuransi dengan komposisi kurang dari 5% total pendapatan premi. Sehingga, apabila terjadi peningkatan klaim pada perusahaan asuransi umum, perusahaan reasuransi juga akan terkena dampaknya. Kenaikan klaim bruto yang terjadi pada tahun 2020 tercatat sebesar 17%. Kenaikan klaim yang lebih tinggi sempat terjadi di tahun 2019 yaitu mencapai 24%. Tingginya klaim pada perusahaan asuransi umum langsung berdampak pada kenaikan klaim pada perusahaan reasuransi. Tercatat besarnya klaim reasuransi dari perusahaan asuransi umum tahun 2020 mengalami kenaikan tertinggi mencapai 38% dari tahun sebelumnya.
Selain pendapatan premi yang masih tumbuh positif, pendapatan investasi dan pendapatan dari komisi reasuransi juga cukup stabil selama lima tahun terakhir. Rata-rata pendapatan investasi sekitar Rp5 triliun, dan pada tahun 2020 pendapatan investasi masih dapat bertahan diatas rata-rata.
Perusahaan asuransi umum tidak mengalami dampak yang signifikan pada saat terjadi kontraksi di pasar saham di tahun 2020, karena strategi investasi yang konservatif dan penempatan aset pada aset short term. Selanjutnya, pendapatan dari komisi reasuransi juga terus naik setiap tahunnya. Pada tahun 2020 komisi reasuransi tumbuh 2,4% yoy sejalan dengan kenaikan porsi premi perusahaan asuransi umum yang dialokasikan untuk reasuransi sebesar 9,7% yoy.
Dari sisi profitabilitas, sektor asuransi umum tercatat terus membukukan laba positif dengan laba rata-rata sebesar Rp6,9 triliun per tahun selama 2016-2020. Namun, pada tahun 2020 laba perusahaan asuransi umum turun 20% dari tahun sebelumnya yang mencatatkan laba tertinggi selama lima tahun terakhir. Penurunan laba pada tahun 2020 dipicu oleh kenaikan klaim yang lebih tinggi dari kenaikan premi.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News