1
1

Kinerja Solid, Emiten Sektor Perbankan Layak Dikoleksi

Deretan gedung bank di sepanjang jalan Sudirman, Jakarta Pusat. | Foto: Arief Wahyudi
Media Asuransi, JAKARTA – Emiten sektor perbankan dinilai masih menarik untuk diburu investor seiring dengan performa keuangan yang moncer pada tahun 2022 sejalan dengan jumlah pertumbuhan penyaluran kredit yang mengalami akselerasi.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menjelaskan sejauh ini terdapat 26% dari 45 emiten di indeks LQ45 yang telah merilis laporan keuangan di sepanjang tahun 2022. Berdasarkan rilis tersebut hasilnya bervariasi, secara garis besar kinerja dengan performa cemerlang di tahun 2022 adalah emiten perbankan.

Kinerja tersebut sejalan dengan jumlah pertumbuhan penyaluran kredit secara konsolidasi mengalami akselerasi. “Misalnya BMRI, BBRI, BBCA dan BBNI masing-masing catatkan pertumbuhan kredit sebesar 14% YoY, 8,9% YoY, 11,7% YoY dan 10,9% YoY. Capaian ini juga tercermin dari penyaluran kredit secara nasional di tahun 2022 tumbuh 11,35% YoY.”

|Baca juga: Overweight untuk Sektor Perbankan, Saham BMRI, BBCA, dan BBNI Jadi Top Picks

Ratih menuturkan kinerja perbankan yang solid turut ditopang oleh mobilitas dan konsumsi masyarakat yang kembali normal pasca Covid-19, walaupun Bank Indonesia menaikkan suku bunga sejak Agustus 2022 hingga di level 5,5% pada akhir tahun 2022. Rilis kinerja keuangan perbankan tersebut turut membawa saham perbankan rebound di akhir bulan Januari tahun 2023.

Setelah rilis laporan keuangan, jelas Ratih, pelaku pasar sedang menantikan kebijakan pembagian dividen dari emiten perbankan yang akan dirilis setelah diselenggarakannya RUPS tahunan. Diproyeksikan dividend payout ratio dan dividend yield akan menarik jika menakar dari kinerja keuangan di tahun 2022. Kebijakan dividen tersebut tentunya menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham perbankan.

Sektor Energi

Selain sektor perbankan, menurutnya, sektor energi juga diproyeksikan memiliki kinerja keuangan yang baik di tahun 2022. Misalnya, emiten di sektor batu bara yang tercermin dari harga komoditas global melonjak cukup signifikan. Harga Batu bara ICE Newcastle terpantau sempat mencapai US$450 per metrik ton pada September 2022.

Adapun harga batu bara acuan menurut Kementerian ESDM RI mencapai rekor tertinggi di tahun 2022 sebesar US330 per metrik ton. Emiten migas juga berpotensi memiliki kinerja cemerlang di tahun 2022 sejalan dengan harga minyak mentah global WTI mencapai level US$120 per barel pada Maret 2022.

Berbeda dengan emiten perbankan, Ratih menilai rilis kinerja keuangan emiten batu bara berpotensi tidak signifikan mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. Pasalnya harga batu bara yang berangsur turun sejalan dengan harga gas yang melandai mempengaruhi Average Selling Price (ASP) emiten batu bara, sehingga kinerja keuangannya di tahun 2023 berpotensi melambat. Hal ini perlu dicermati karena dividen yang dibayarkan berpotensi menurun untuk mempertahankan cash flow kedepan.

Pada sektor energi, Ratih melihat permintaan di sektor migas masih menarik untuk dicermati. Reopening China berpotensi meningkatkan permintaan minyak mentah secara global, selain itu pembatasan produksi minyak mentah Rusia yang rencananya berlaku pada Maret 2023 dapat meningkatkan harga komoditas tersebut. Adapun kebijakan OPEC dan OPEC+ terkait supply minyak mentah gobal menjadikan harga komoditas ini masih stabil dan lebih mudah di kontrol.

|Baca juga: KREDIT PERBANKAN 2022 TUMBUH TINGGI, Diyakini Akan Berlanjut di Tahun Ini

Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal, rekomendasi emiten yang telah merilis laporan keuangan tahun 2022:

(Buy) BBCA di area Rp8.650 dengan target harga pada resistance di level Rp8.950 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp8.550.

(Buy) BRIS di area Rp1.630 dengan target harga pada resistance di level Rp1.750 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.550

Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal, rekomendasi emiten yang belum merilis laporan keuangan tahun 2022:

(Buy) ACES di area Rp515 dengan target harga pada resistance di level Rp570 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp490.

(Buy) MEDC di area Rp1.100 dengan target harga pada resistance di level Rp1.200 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.040.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pefindo Tegaskan Peringkat Oto Multiartha idAA+
Next Post BEDAH SAHAM: Mengintip Prospek Saham Japfa Comfeed (JPFA)

Member Login

or