Media Asuransi, JAKARTA – Optimisme dan inovasi di era digitalisasi yang dilengkapi dengan penerapan tata kelola yang baik di tengah berbagai tantangan di industri asuransi kesehatan saat ini mutlak diperlukan untuk tetap menghadirkan perlindungan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat dengan cara mewujudkan ekosistem kesehatan yang kuat, sehat dan berkelanjutan.
Yosie William Iroth, Chief Health Officer Prudential Indonesia pada acara InsurInnovator Connect Indonesia 2025 mengatakan Prudential Indonesia melihat tata kelola perusahaan yang baik, bukan lagi sekadar hal kepatuhan, tetapi sudah menjadi fondasi penting untuk membangun kepercayaan, menjaga keberlanjutan, serta menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan ditengah tantangan yang ada di industri, salah satunya tantangan kenaikan biaya medis atau dikenal dengan inflasi medis, yang diperkirakan mencapai 19% pada tahun 2025 (Mercer Marsh Benefits dalam Health Trends 2025). Faktor-faktor penyumbang faktor inflasi medis menurut laporan Health Trends 2025 ialah overutilisasi/penggunaan layanan kesehatan secara berlebihan atau juga dikenal dengan istilah waste & abuse baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Adapula tindakan lainnya yang dilakukan secara sengaja oleh oknum yang memiliki motif negatif demi keuntungan pribadi/ sebuah organisasi untuk mendapatkan manfaat klaim yang tidak sah atau disebut tindakan fraud.
|Baca juga: Prudential Indonesia Bukukan Pendapatan Premi Rp10,07 Triliun di Semester I/2025
“Dengan komitmen besar untuk memerangi fraud, waste and abuse (FWA), Prudential Indonesia mengembangkan sebuah model statistik berbasis data yang memungkinkan deteksi dini klaim-klaim yang berpotensi FWA,”ungkap Yosie dalam kesempatan lainnya pada GRC Summit 2025.
Menurutnya pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki kontrol yang lebih baik terhadap klaim yang diajukan, sekaligus menciptakan kontrol yang lebih tangguh dalam menjaga keadilan dalam proses pembayaran klaim. Langkah ini memudahkan Prudential dalam mempercepat penanganan klaim dan mengelola volume tinggi dengan akurasi yang lebih baik. Dengan jumlah klaim per bulan mencapai 30.000 klaim, tentunya langkah ini dapat meningkatkan efisiensi proses verifikasi klaim secara cepat, tepat dan akurat.
|Baca juga: Agen Prudential Syariah Raih 6 Penghargaan di SICA 2025
Selain itu, perusahaan juga terus melakukan transformasi digital yang bertanggung jawab salah satunya melalui penerapan sistem Electronic Know Your Customer (eKYC) dan tanda tangan digital, sebagai wujud komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance). Prudential Indonesia menempatkan perlindungan data nasabah sebagai prioritas utama. “Melalui otomatisasi akan menghasilkan skalabilitas, akurasi dan layanan yang lebih cepat, guna meningkatkan layanan dan kepercayaan nasabah pada jangka panjang,”ujarnya.
|Baca juga: Bos Prudential Indonesia Buka Suara tentang Konsolidasi Asuransi BUMN
Lebih lanjut, langkah transformasi ini tidak berhenti pada internal perusahaan saja, tetapi juga diperluas melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mendukung ekosistem kesehatan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan. Sebagai bagian dari langkah transformasi ini, Prudential Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menandatangani Perjanjian Kerja Sama dalam rangka pemanfaatan teknologi analisis data kesehatan guna mendukung peningkatan kualitas sistem informasi nasional melalui SATUSEHAT – ekosistem pertukaran data kesehatan yang menghubungkan sistem informasi atau aplikasi dari seluruh entitas di dalam ekosistem digital kesehatan Indonesia, termasuk fasilitas kesehatan, regulator, penjamin, dan penyedia layanan digital. Hal ini diharapkan dapat mendukung kolaborasi dalam pengumpulan, integrasi, dan pemanfaatan data untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti (evidence-based policy). ”Kami yakin dengan kerja sama dan keterlibatan dari seluruh pemangku kepentingan yang berjalan baik, serta didukung sistem data kesehatan nasional yang sudah terintegrasi, dapat mewujudkan sistem kesehatan yang berfokus pada kualitas dan hasil layanan (value-based care).” ungkap Yosie.
Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan dan transparansi dalam klaim serta memastikan perawatan yang diterima oleh nasabah dalam batas wajar, Prudential Indonesia juga berkolaborasi dengan lebih dari 1.700 rumah sakit yang tergabung dalam PRUPriority Hospital untuk melakukan standarisasi struktur tarif.“Rumah sakit adalah mitra kami, bagian dari ekosistem kesehatan, sehingga kami bekerja sama dengan mereka demi layanan optimal bagi nasabah kami dan tentunya mendukung keberlanjutan sistem perlindungan kesehatan yang semakin baik ke depannya,” tambah Yosie.
Ke depannya untuk terus menjaga keberlanjutan perlindungan bagi keluarga Indonesia, Prudential Indonesia akan terus mengedepankan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam menjalankan bisnis dan operasionalnya. Ini dibuktikan perusahaan dengan secara konsisten menjaga tingkat solvabilitas yang selalu ada di atas ketentuan regulator. Hal ini selain menunjukkan kesehatan perusahaan, juga menunjukkan kemampuan jangka panjang perusahaan dalam memberi perlindungan nasabah yang optimal dan berkelanjutan. “Karena Kami percaya bahwa dengan masyarakat Indonesia yang kuat, sehat, dan tangguh — baik secara fisik, mental, maupun finansial, maka dapat mewujudkan pencapaian Indonesia Emas 2045 ”tutup Yosie.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News