1
1

Kondisi Manufaktur Indonesia Kembali Memburuk

Media Asuransi – Kondisi manufaktur Indonesia kembali memburuk pada September 2020 saat kasus pandemi Covid-19 makin bertambah dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali diterapkan pada pertengahan bulan.

Akibatnya, perusahaan kembali meningkatkan upaya untuk mengurangi kapasitas dan biaya tambahan seiring dengan penurunan aktivitas pembelian. Inventaris juga menipis, sedangkan tekanan inflasi mengalami penyesuaian. Seperti diketahui bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2020 kembali mengalami deflasi dengan diikuti penurunan inflasi inti.

Daya Beli Masyarakat Kembali Melemah

Survei Purchasing Managers’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit menunjukkan adanya kemerosotan baru pada kondisi manufaktur Indonesia selama bulan September 2020 terkait penerapan kembali PSBB. Pada September 2020, PMI Manufaktur Indonesia turun hampir 4 poin dari 50,8 pada Agustus 2020 menjadi 47,2, menandai penurunan pertama sejak bulan April 2020.

Angka di bawah 50 menandakan industri berada pada level kontraksi, sedangkan angka di atas 50 menandakan industri manufaktur berada pada level ekspansi.

Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mengatakan data terkini PMI mengindikasikan kemerosotan baru pada kondisi pabrik pada bulan September, dengan penjualan dan produksi menurun secara solid pada akhir triwulan ketiga setelah peningkatan nyata pada bulan Agustus.

“Perusahaan mengurangi kapasitas dan biaya tambahan sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan biaya dan tetap tetap bertahan. Ketenagakerjaan menurun sementara aktivitas pembelian terus berkontraksi. Inventaris juga menipis,” jelasnya melalui keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Jumat 2 Oktober 2020.

Dia menjelaskan, angka PMI terkini menyatakan bahwa sektor manufaktur Indonesia menghadapi kondisi pengoperasian yang menantang pada beberapa bulan ke depan. “Apakah pemulihan yang kuat akan mengakar sebagian besar bergantung pada kemampuan negara mengendalikan pandemi. Harapan terhadap prospek tahun depan tetap positif, tetapi optimisme bergantung pada perkembangan situasi Covid-19”.

Menanggapi hasil survei ini, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, respons kebijakan pemerintah sudah on-track dan perlu diperkuat dalam penanganan Covid-19 terutama melalui peningkatan langkah TLI (Tes, Lacak, Isolasi) dan disiplin gerakan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak).

“Penguatan TLI oleh Pemerintah dan 3M oleh masyarakat sejauh ini merupakan best practice dalam mengendalikan Covid-19, serta melengkapi berbagai langkah perlindungan masyarakat miskin dan rentan terdampak melalui berbagai program perlindungan sosial serta dukungan terhadap dunia usaha agar dapat bertahan selama pandemi”. ACA

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Daya Beli Masyarakat Kembali Melemah
Next Post OJK Cabut Izin Usaha BPR Brata Nusantara Kabupaten Bandung

Member Login

or