Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merespons permintaan kontraktor tentang penyesuaian harga barang untuk jasa konstruksi yang tengah melonjak. Nantinya pemerintah akan memberikan bantuan berupa subsidi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait bantuan kepada perusahaan jasa konstruksi. Salah satunya adalah subsidi yang diberikan terhadap solar dan aspal industri.
Baca juga: Garuda Indonesia Tebar Diskon, Ini Daftar Rute yang Diobral
Menurut dia harga solar industri dalam kontrak yang ditenderkan pada 2021 tercatat hanya Rp 11.000 – Rp 12.000 per liter, harga ini melonjak mencapai Rp 18.000 – Rp 20.000 per liter.
“Kami rapatkan di Menko Perekonomian, bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri BUMN dan ada jalan keluar. Pertamina akan menurunkan harga (solar) industri, khususnya untuk proyek Kementerian PUPR dan Perhubungan dengan Margin 0,” katanya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Kamis (25/8/2022).
Basuki menjelaskan jadi Pertamina tidak akan mengambil margin keuntungan untuk proyek infrastruktur di Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan. Lalu Kementerian PUPR juga akan membayarkan sisa atau mensubsidi kekurangan biaya solar industri ini kepada Pertamina.
“iya jadi jatuhnya subsidi, sharing the burden, Pertamina nol kan marginnya kita juga akan membayar dengan DIPA,” katanya.
Baca juga: Data Nasabah Bocor Terus, Ini Kata Bos Besar Fintech
Dia mencontohkan ketika harga yang sudah diturunkan oleh Pertamina karena margin 0 mencapai Rp 15 ribu, sedangkan pada kontrak dengan jasa konstruksi tertulis Rp 12 ribu, sisanya akan dibayarkan oleh Kementerian PUPR.
Sebelumnya kontraktor RI mengaku tengah ‘babak belur’ akibat adanya kenaikan biaya material bangunan, hingga solar industri. Terutama untuk proyek-proyek yang sudah ditender dari 2021 lalu.
Sekretaris Jenderal BPP Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Andi Rukman Karumpa menyatakan perang Rusia dan Ukraina memberikan pengaruh besar terhadap rantai pasok bidang jasa konstruksi. Terutama barang-barang yang digunakan dalam jasa konstruksi.
Dia mengatakan, saat ini harga material makin mahal, biaya transportasi, hingga biaya pendukung lainnya. Hingga membuat kontrak yang telah disepakati berisiko tidak dapat diselesaikan.
“Pemerintah harus hadir kita meminta ada eskalasi penyesuaian harga. masalahnya gini harga satuan mungkin seperti harga semen Rp 50 ribu kini jadi 80 ribu kita buntung juga ,” katanya beberapa waktu lalu. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News