Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pada tahun ini ada enam perusahaan di Indonesia sudah menerbitkan 22 seri sukuk korporasi. Menurut Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi, dari 22 seri tersebut berhasil dihimpun dana sebesar Rp3,3 triliun. Hal ini disampaikan Fadilah saat berdiskusi dengan wartawan di kantor OJK Jakarta, 9 Mei 2019. “Kalau melihat emitennya, ini sebetulnya perusahannya itu-itu saja yang menerbitkan. Mereka memang sudah beberapa kali menerbitkan sukuk. Ternyata ini tidak menyebar ke perusahaan lain seperti yang kami harapkan,” tambahnya.
Dia menjelaskan bahwa penghimpunan dana di pasar sukuk saat ini cukup kompetitif. Sebab, surat utang yang ditawarkan oleh korporasi juga harus bersaing dengan Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Di awal tahun ini, pemerintah sangat gencar menerbitkan SBN dan SBSN dengan tingkat imbal hasil (yield) yang lebih tinggi, seiring kenaikan suku bunga acuan BI 7 Days Reserve Repo Rate (7DRRR)sebanyak 175 basis poin di tahun lalu.
Sementara itu, di sisi lain, tingkat imbal hasil sukuk tentu lebih rendah dibanding obligasi konvensional. Sehingga, Fadilah mengakui bahwa korporasi harus pintar-pintar mencari imbal hasil yang menarik pada kuartal pertama lalu agar investor mau membeli sukuk yang diterbitkan. “Sekarang ini memang cukup kompetitif, rate-nya cukup bersaing,” tandasnya. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
