Media Asuransi, JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada 31 Mei 2024 mencatatkan pendapatan sebesar US$1,45 miliar atau setara dengan Rp22,45 triliun.
“Dari sisi biaya usaha, terjadi penurunan 6% dibanding tahun lalu menjadi senilai US$125,33 juta atau setara Rp1,94 triliun di tahun 2023 dan ada tambahan kontribusi positif dari bagian laba entitas asosiasi senilai US$41,41 juta atau setara Rp0,64 triliun,” jelas Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo, dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 4 Juni 2024.
Selain itu, Purwono menyampaikan bahwa perseroan juga berhasil menurunkan total liabilitas sebesar 10% dari US$2,61 miliar menjadi US$2,35 miliar di tahun 2023. Hal ini karena adanya pembayaran sebagian pokok utang Tranche A dan Tranche B sebesar US$283,78 juta yang bersumber dari divestasi anak perusahaan maupun optimalisasi lahan.
|Baca juga: Krakatau Steel (KRAS) Ekspor 30.000 Ton Baja ke Italia
“Hingga saat ini kami masih terus berupaya mempertahankan pencapaian kinerja terlihat dengan arus kas perseroan yang masih dapat kami jaga tetap positif dengan saldo kas akhir tahun 2023 senilai US$102,7 juta atau setara Rp1,58 triliun atau naik 30% dibandingkan tahun 2022,” tegas Purwono.
Purwono juga mengungkapkan bahwa dengan masih tingginya beban keuangan senilai US$129,59 juta atau setara Rp2 triliun dan rugi selisih kurs senilai US$9,62 juta atau setara Rp148,48 miliar, sehingga perseroan membukukan rugi bersih tahun berjalan senilai US$131,65 juta atau setara Rp2,03 triliun serta laba bruto senilai US$112,91 juta atau setara Rp1,74 triliun.
Lebih lanjut Purwono menjelaskan bahwa kerugian yang dialami Krakatau Steel merupakan salah satu dampak tidak beroperasinya fasilitas Hot Strip Mill 1 (HSM#1), penghasil produk utama Hot Rolled Coil (HRC) akibat kerusakan pada switch house Finishing Mill. Selain itu, aksi korporasi divestasi saham beberapa anak usaha di Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur untuk pembayaran utang Tranche B juga berdampak pada penurunan kinerja karena di tahun 2023 ini sudah tidak lagi dikonsolidasikan ke Krakatau Steel Grup.
“Perseroan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin menjaga performa kinerja selama recovery pabrik HSM#1. Perbaikan fasilitas HSM#1 akan selesai tahun ini dan diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dilakukan pada Triwulan IV tahun 2024,” tambah Purwono.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News