1
1

Kredit Bank BTN Q3 2018 Tumbuh 19,28 persen

   Tren kenaikan suku bunga kredit tidak menekan pertumbuhan kredit PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN). Per 30 September 2018, Bank BTN yang telah berusia 68 tahun, mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,28 persen secara tahunan (year on year/ yoy). Pertumbuhan kredit ini didorong kenaikan KPR Subsidi, karena Bank BTN telah resmi mendapat kucuran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Angka pertumbuhan kredit tersebut di atas rata-rata industri perbankan per Agustus lalu yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 12,12 persen.

   Selama sembilan bulan pertama 2028, Bank BTN berhasil mengucurkan kredit senilai Rp220,07 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang hanya sebesar Rp184,50 triliun. “FLPP memberikan angin segar terhadap laju pertumbuhan kredit  bagi Bank BTN lebih tinggi. Untuk mengoptimalkannya sekaligus mendukung target program sejuta rumah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), kami intensif menggandeng mitra swasta maupun pemerintah daerah agar penyerapan FLPP tepat sasaran,” kata Direktur Utama Bank BTN Maryono saat jumpa pers di Jakarta, 25 Oktober 2018.

     KPR Subsidi yang memegang porsi 54,35 persen dari total KPR perseroan memang melaju kencang dibandingkan KPR non Subsidi. Secara keseluruhan KPR hanya tumbuh sebesar 21,81 persen yoy atau sebesar Rp163,61 triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp134,31 triliun. KPR Subsidi melonjak sebesar 30,11 persen yoy atau menjadi sebesar Rp88,92 triliun lebih baik dibandingkan kuartal ketiga 2017 yang mencapai Rp68,34 triliun. Sedangkan  KPR non Subsidi tumbuh sebesar 13,22 persen yoy menjadi Rp74,69 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp65,97 triliun. Maryono menambahkan, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 17,41 persen yoy atau sebesar Rp28,45 triliun lebih tinggi dibandingkan kuartal ketiga 2017 yang mencapai Rp24,23 triliun yang mengalir bagi para pengembang perumahan.

    Seiring dengan laju pertumbuhan KPR, kontribusi Bank BTN dalam menyalurkan kredit kepemilikan rumah maupun kredit konstruksi properti terhadap Program Sejuta Rumah semakin besar yaitu mencapai 574.444 unit rumah, dengan nilai Rp54,93 triliun per September 2018. “Dari pencapaian tersebut sebanyak 408.350 unit rumah dibiayai dengan KPR Subsidi sementara sisanya dengan KPR Non Subsidi,” tutur Maryono.

     Sementara untuk kredit non perumahan, Bank BTN  mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,50 persen yoy menjadi Rp19,67 triliun dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu yang mencapai Rp17,33 triliun. Adapun kontribusi terbesar dari segmen kredit non perumahan adalah kredit komersial yang mengalir sebesar Rp15,05triliun sedangkan kredit konsumer tercatat mencapai Rp 4,6triliun.

   “Kami terus melakukan inovasi produk untuk meningkatkan akses masyarakat memiliki hunian idaman, diantaranya baru-baru ini kami merilis KPR Gaeesss yang menyasar generasi milenial dan melakukan pilot project KPR Mikro dengan skema ABCG (Academy-Business- Community dan Government) bagi MBR untuk mengejar target pertumbuhan kredit di kisaran 19-20% tahun ini,” katanya.

    Laju pertumbuhan kredit yang kencang juga  didukung oleh pengendalian rasio kredit macet yang prima. Non Peforming  Loan (NPL) Bank BTN berhasil ditekan menjadi 2,65 persen per September 2018, angka tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,07 persen. Dengan memoles NPL, laba perseroan berhasil dikerek sebesar 11,51 persen yoy menjadi sebesar Rp2,236 triliun lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2 triliun. Pertumbuhan laba BTN disokong pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat mencapai Rp7,54 triliun atau naik 15,29 persen dibandingkan kuartal ketiga 2017 yang hanya sebesar Rp6,54 triliun. Pendapatan bunga bersih tetap terjaga karena Net Interest Margin (NIM) tetap tumbuh sebesar 4,35 persen. Pertumbuhan laba dan kredit mendongkrak aset Bank BTN  menjadi sebesar Rp272,3 triliun atau tumbuh 17,41 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp231,93 triliun.

     Di tengah persaingan mengail dana murah, Bank  BTN meraup Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp195,04 triliun atau naik 16,06 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp168,05 triliun. Pertumbuhan dana simpanan Bank BTN tersebut berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan. Data OJK per Agustus 2018 menunjukkan DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 6,88 persen yoy.

   Sementara itu, kinerja Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN terus memberikan kontribusi yang positif bagi perseroan. Hingga 30 September  2018, UUS BTN telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp20,84 triliun atau naik 25,99 persen yoy dari posisi kuartal ketiga 2017 lalu yang hanya sebesar Rp16,54 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) UUS pada kuartal 2018 mencapai Rp19,54 triliun atau tumbuh 12,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp17,39 triliun. Dengan melajunya pembiayaan, UUS yang berdiri sejak tanggal 14 Februari 2004 ini mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar Rp226,28 miliar atau naik 9,68 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp313,77 miliar. Dengan kinerja yang masih positif, aset UUS BTN menjadi sebesar Rp24,78 triliun per kuartal ketiga 2018 atau naik 17,57 persen yoy dari posisi kuartal ketiga tahun lalu yang sebesar Rp21,08 triliun. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Adira Insurance Resmikan Autocillin Garage ke-14
Next Post Aswata Bayar Klaim Gempa Lombok

Member Login

or