Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa prtumbuhan kredit perbankan pada kuartal II/2024 masih tetap doubel digit, yang meningkat sebesar 12,36 persen year on year (yoy). Pertumbuhan kredit setinggi ini, didorong oleh kuatnya sisi penawaran dan permintaan. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan berada pada batas atas kisaran 10 persen hingga 12 persen.
Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit terjaga didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) kuartal II/2024 sebesar 8,45 persen yoy. Selain itu berkat berlanjutnya strategi realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, serta dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia.
|Baca juga: Kredit Perbankan Tumbuh 12,15% Menjadi Rp7.376 Triliun
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh permintaan dari korporasi sejalan dengan kinerja penjualan yang tetap tinggi dan kemampuan bayar yang tetap kuat. Sementara itu, permintaan kredit dari rumah tangga juga terjaga stabil, terutama dari kelas menengah-atas, seiring dengan ekspektasi penghasilan yang terjaga.
“Pertumbuhan kredit yang tinggi tersebut terjadi di sebagian besar sektor ekonomi, terutama pada industri, perdagangan, dan pengangkutan,” kata Gubernur BI dalam pernyataan resmi yang dikutip Jumat, 19 Juli 2024.
Sementara itu, berdasar kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi. Pada kuartal II/2024, kredit investasi tumbuh sebesar 15,09 persen yoy, kredit modal kerja naik 11,68 persen yoy, dan kredit konsumsi meningkat 10,80 persen yoy.
Sedangkan pembiayaan syariah tumbuh tinggi, yakni sebesar 13,61 persen yoy. Kredit UMKM tumbuh sebesar 5,68 persen yoy.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News