Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Selasa terpantau kembali tertekan ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.576 per US$. Belum ada katalis positif yang membuat mata uang Garuda berbalik arah dan menghantam keperkasaan mata uang Paman Sam.
Mengutip Bloomberg, Selasa, 16 Januari 2024, nilai tukar rupiah perdagangan sore ditutup melemah ke Rp15.592 per US$, turun 37 poin atau setara 0,24 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.572 hingga Rp15.600 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.500 per US$.
|Baca: IHSG Perdagangan Sore Merekah di 7.242
Sementara itu, pasar saham Asia-Pasifik sebagian besar jatuh pada perdagangan Selasa pagi. Bahkan saham-saham Jepang, yang telah memecahkan rekor reli sejak awal tahun, terlihat tergelincir.
Nikkei turun 0,45 persen di awal perdagangan setelah indeks harga barang korporasi Jepang datar daripada tahun lalu, ketimbang penurunan 0,3 persen yang diperkirakan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. CGPI juga naik 0,3 persen bulan ke bulan di Desember, dari ekspektasi.
Indeks Topix yang berbasis luas juga mengalami kerugian sebesar 0,44 persen. Indeks acuan Nikkei 225 di negara ini telah mencapai angka penting yaitu 34 ribu, 35 ribu, dan 36 ribu dan merupakan level yang belum pernah dicapai indeks ini sejak 1990.
Di sisi lain, harga minyak melemah tipis pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pelemahan terjadi karena dampak konflik Timur Tengah yang terbatas terhadap produksi minyak mentah mendorong aksi ambil untung setelah benchmark minyak naik dua persen pada minggu lalu.
|Baca: Pendaftaran Sertifikat Tanah di Pekalongan Tembus 98%, Begini Respons Menteri ATR
Minyak mentah berjangka Brent turun 14 sen atau sekitar 0,2 persen menjadi US$78,15 per barel. Tidak ada penyelesaian untuk minyak mentah West Texas Intermediate AS karena libur Hari Martin Luther King Jr di AS. Tapi harga acuannya turun 18 sen atau sekitar 0,3 persen menjadi US$72,50.
Kedua harga minyak acuan tersebut turun lebih dari US$1 per barel di awal sesi. Sementara itu, beberapa pemilik kapal tanker menghindari Laut Merah dan beberapa kapal tanker mengubah arah pada Jumat lalu setelah AS dan Inggris melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News