Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak menutup tahun 2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp31,4 triliun, atau tumbuh 15,8 persen year on year (yoy). Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam paparan kinerja perseroan per 31 Desember 2021, secara daring, Kamis, 27 Januari 2022.
Dari sisi penyaluran dana, BCA dan entitas anak, pada tahun 2021 membukukan pertumbuhan total kredit sebesar 8,2 persen yoy, sejalan dengan pemulihan perekonomian nasional. “Pertumbuhan kredit terjadi hampir di semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan KPR,” kata Jahja.
Inovasi digital dan pengembangan ekosistem bisnis mendorong frekuensi transaksi online mencetak rekor tertinggi. Capaian ini mendukung dana giro dan tabungan (CASA/current account and saving account) naik 19,1 persen di Desember 2021.
Pertumbuhan dana dan kredit disertai dengan peningkatan kualitas aset, membuat biaya provisi tercatat menurun 19,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Jahja, BCA mengapresiasi upaya pemerintah dan otoritas dalam mengendalikan pandemi serta memberikan paket stimulus, sebagai upaya menuju pemulihan perekonomian nasional. BCA turut mendukung momentum pemulihan dengan menyalurkan kredit ke berbagai sektor.
“Untuk mendorong kredit konsumer, kami berinisiatif dengan menggelar sejumlah event virtual seperti BCA Online Expoversary, KPR BCA ONLINEXPO, KKB BCA Virtual Mall, hingga “UMKM Fest” online. Pada tahun 2021, kami juga meluncurkan beberapa aplikasi baru yaitu myBCA, haloBCA, dan merchantBCA untuk melengkapi platform digital BCA. Salah satu anak perusahaan BCA, Bank Digital BCA, meluncurkan aplikasi “blu” yang didesain khusus untuk melayani segmen milenial,” jelas Jahja Setiaatmadja.
|Baca juga: BCA Luncurkan Reksa Dana Ashmore Dana USD Nusantara
Penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra-pandemi, sementara untuk segmen UKM dan KPR juga mampu melebihi capaian di tahun 2019. Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3 persen yoy mencapai Rp286,5 triliun di Desember 2021, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA.
KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2 persen yoy menjadi Rp97,5 triliun. Kredit komersial dan UKM juga naik 4,8 persen yoy menjadi Rp195,8 triliun. Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4 persen yoy menjadi Rp36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2 persen yoy menjadi Rp11,8 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 5,1 persen yoy menjadi Rp148,4 triliun.
“Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 8,2 persen yoy menjadi Rp637,0 triliun di Desember 2021, lebih tinggi dari target pertumbuhan 6 persen,” kata Jahja Setiaatmadja.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6 persen di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8 persen di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2 persen didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
Di sisi pendanaan, CASA tumbuh 19,1 persen yoy mencapai Rp767,0 triliun, berkontribusi hingga 78,6 persen dari total dana pihak ketiga. Deposito tumbuh 6,1 persen yoy menjadi Rp208,9 triliun. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik 16,1 persen menjadi Rp975,9 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2 persen yoy mencapai Rp1.228,3 triliun.
Menurut Presiden Direktur BCA ini, solidnya pendanaan CASA ditopang oleh kepercayaan nasabah, serta kemudahan dan keandalan bertransaksi. Dalam mengembangkan platform perbankan transaksi, BCA memperkuat ekspansi ekosistem digital melalui kolaborasi dengan mitra strategis serta melakukan berbagai inovasi layanan digital.
Pada tahun 2021, total volume transaksi naik 42 persen yoy, terutama didukung oleh transaksi pada mobile banking yang tumbuh sebesar 60 persen yoy. Hal ini selaras dengan kenaikan jumlah rekening nasabah BCA sebesar 16 persen yoy mencapai 29 juta di akhir tahun 2021, yang sebagian besar berasal dari layanan pembukaan rekening secara online.
|Baca juga: Fitch Pertegas Peringkat Bank BCA (BBCA) BBB-/AA+ Stabil
Di sisi lain, BCA semakin memperkuat komitmennya untuk mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) mengacu pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pada 2021, penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan mencapai Rp154,4 triliun atau naik 20,9 persen yoy, jauh di atas target pertumbuhan 5,5 persen.
“Nilai ini berkontribusi 24,8 persen bagi total portofolio kredit, di antaranya mencakup pembiayaan kepada sektor UKM, pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan yang berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan, produk eco-efficient, pengelolaan air dan air limbah, hingga efisiensi energi,” tutur Jahja Setiaatmadja.
BCA turut aktif mendukung upaya pemerintah menanggulangi pandemi, serta senantiasa memprioritaskan keselamatan karyawan dan nasabah. BCA menyesuaikan kebijakan work from homedan mempromosikan “Banking from Home”. BCA juga melaksanakan program Vaksinasi Gotong Royong bagi karyawan, serta menghadirkan sentra vaksinasi bagi masyarakat di berbagai wilayah melalui kolaborasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.
Per Desember 2021, lebih dari 98,5 persen karyawan BCA telah menerima dua dosis atau setidaknya vaksin dosis pertama. Secara total, BCA telah mendistribusikan vaksin untuk lebih dari 238.000 penerima, baik untuk karyawan dan keluarga maupun masyarakat umum.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News