Laba Bersih BFI Finance (BFIN) Tumbuh 4,7% Jadi Rp1,17 Triliun hingga Kuartal III/2025
1
1

Laba Bersih BFI Finance (BFIN) Tumbuh 4,7% Jadi Rp1,17 Triliun hingga Kuartal III/2025

Gedung BFI Finance. | Foto: BFI Finance

Media Asuransi, TANGERANG SELATAN – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance mencatatkan kinerja solid dengan fundamental bisnis yang kuat serta penerapan manajemen risiko yang disiplin di triwulan ketiga 2025. Dalam hal ini, laba setelah pajak mencapai Rp1,17 triliun atau tumbuh 4,7 persen secara tahunan (yoy).

Hingga akhir September 2025, aset dan laba bersih dilaporkan meningkat dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga di atas rata-rata industri. Perusahaan membukukan total aset Rp25,4 triliun, naik 5,5 persen secara tahunan. Nilai aset yang dimiliki turut didukung dari total piutang pembiayaan dikelola mencapai Rp26,0 triliun, naik 13,0 persen yoy.

Presiden Direktur BFI Finance Sutadi menyebutkan realisasi pembiayaan baru periode Januari hingga September 2025 mencapai Rp16,4 triliun, atau bertumbuh sebesar 15,2 persen yoy. Kinerja yang solid ini menjadi bukti strategi bisnis berbasis kualitas pembiayaan dan tata kelola perusahaan yang kuat mampu membawa pertumbuhan berkelanjutan.

“Kami terus memperkuat inovasi layanan dan efisiensi proses guna menjaga kepercayaan konsumen dan mitra bisnis,” ujar Sutadi, dikutip dari keterangan resminya, Senin, 3 November 2025.

Dari sisi portofolio, komposisi piutang pembiayaan BFI Finance didominasi oleh segmen berjaminan mobil 51,1 persen, diikuti berjaminan motor 7,6 persen, dan pembiayaan pembelian unit mobil 17,3 persen. Di luar sektor otomotif, portofolio pembiayaan alat berat dan mesin tercatat 14,9 persen, properti 5,4 persen, serta syariah dan lainnya 3,7 persen.

Untuk menjaga daya saing, perseroan fokus pada strategi yang berorientasi pada valuasi pasar yang tepat, peningkatan kualitas layanan, serta optimalisasi kemitraan strategis. Inovasi layanan berbasis kemudahan dan kecepatan proses juga terus diperkuat agar dapat menjawab kebutuhan konsumen di era digital.

Di tengah pengembangan produk dan layanan yang dilakukan, BFI Finance tetap menunjukkan komitmen tinggi terhadap penerapan prinsip kehati-hatian. Rasio Non Performing Financing (NPF) perseroan tetap terjaga di level bruto 1,55 persen dan neto 0,26 persen, jauh lebih baik dari rata-rata industri sebesar 2,51 persen per Agustus 2025.

Selain itu, NPF coverage tercatat 2,5 kali dari nilai NPF bruto. Sementara di sisi permodalan, gearing ratio tetap sehat di posisi 1,2 kali, jauh di bawah batas maksimum regulasi 10 kali, dan juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri 2,2 kali.

Rasio yang sehat juga turut diimbangi dengan baik di sisi profitabilitas. Laba setelah pajak BFI Finance mencapai Rp1,17 triliun, tumbuh 4,7 persen yoy, dengan rasio Return on Asset (ROA) sebesar 7,7 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 14,7 persen.

Struktur pendanaan perseroan juga terjaga sehat dengan 63,2 persen sumber dana berasal dari lembaga keuangan dan nonkeuangan, disertai pendanaan alternatif melalui penerbitan obligasi.

BFI Finance telah melunasi pokok dan bunga Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 Seri A senilai Rp100 miliar yang jatuh tempo pada 5 Oktober 2025, mencerminkan pengelolaan likuiditas yang solid.

“BFI Finance senantiasa hadir untuk memberdayakan masyarakat dengan solusi pembiayaan yang kompetitif, fleksibel, dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang. Kami percaya, dukungan terhadap pelaku usaha akan berkontribusi pada kemandirian ekonomi Indonesia,” tutup Sutadi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Berikut 4 Saham Layak Koleksi untuk Jemput Rezeki di Awal Pekan
Next Post Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah