Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas mempertahankan target harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada level Rp10.100 per lembar saham dan menurunkan rekomendasi menjadi trading buy.
Melalui Daily Write Up bertajuk Bank Central Asia (BBCA IJ) – FY2022 result review: Closing the year with upbeat earnings, analis Mirae Sekuritas, Handiman Soetoyo, pada 4Q22, BBCA membukukan lonjakan laba bersih menjadi Rp11,8 triliun (+8,0% qoq), didorong oleh pendapatan bunga dan non-bunga yang lebih tinggi.
Handiman menjelaskan laba bersih FY2022 tersebut mencapai rekor tertinggi di Rp40,7 triliun (+29,6% yoy), terutama didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang kuat, biaya bunga yang lebih rendah, dan biaya provisi yang lebih rendah. “Laba bersih di atas perkiraan kami tetapi sesuai dengan perkiraan konsensus masing-masing sebesar 106,0%/104,7% dari perkiraan kami/konsensus,” jelasnya.
|Baca juga: Rating Bank BCA (BBCA) Ditegaskan idAAA Outlook Stabil
Sementara itu, kinerja kredit BBCA tumbuh 11,6% yoy (target BBCA: 8-10%; perkiraan Mirae Asset: 12%) menjadi Rp711,1 triliun, terutama didorong oleh segmen korporasi (+12,5% yoy), diikuti oleh konsumen (+11,7% yoy) dan komersial & UKM (+10,1% yoy).
Menurut Handiman, rasio NPL menurun tajam menjadi 1,7% di 4Q22 (3Q22: 2,2%) dengan cakupan NPL sebesar 287,3%. Pinjaman yang direstrukturisasi kini hanya mencakup 6,7% dari total pinjaman (2021: 10,5%). Sementara itu, beban provisi turun 51,5% yoy di tahun 2022 dengan CoC sebesar 0,7%.
Adapun LDR BBCA yang rendah memberikan fleksibilitas untuk mengelola CoF-nya. “Seiring dengan kenaikan suku bunga, menurut kami BBCA dapat terus membukukan NIM yang lebih tinggi di 1H22, didorong oleh imbal hasil aset yang lebih tinggi. Mengejar pertumbuhan kredit akan menjadi agenda utama,” tegasnya.
Sementara itu, Handiman menjelaskan peningkatan kinerja lainnya akan berasal dari penurunan beban provisi. Dia berpikir risiko NPL telah menurun secara signifikan dan memungkinkan bank untuk terus mengurangi biaya provisi pada tahun 2023.
“Kami mempertahankan TP pada BBCA Rp10.100 namun menurunkan rekomendasi kami menjadi Trading Buy, berasal dari target P/B FY2023F sebesar 4,9x,” jelasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News