1
1

Lloyd Meluncurkan Skenario Risiko dalam Menanggulangi Dampak buruk Ekonomi Dunia Akibat Cuaca Ekstrem

Cuaca yang tidak menentu belakang ini, sering terjadinya hujan dan angin kencang. bahkan bencana alam | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, GLOBAL – Lloyd’s telah meluncurkan skenario risiko sistemik yang memodelkan potensi dampak buruk terhadap perekonomian dunia akibat peristiwa cuaca ekstrem yang menyebabkan guncangan pangan dan air. Perkiraan kerugian selama rentang lima tahun, sesuai model, mencapai US$5 triliun.

Skenario ini menyelidiki peningkatan peristiwa cuaca ekstrem yang hipotetis namun masuk akal, yang terkait erat dengan narasi perubahan iklim, yang dapat memicu gagal panen di wilayah pertanian penting, yang kemudian menyebabkan kekurangan pangan dan air secara global.

Ketika skenario ini terungkap, hal ini memberikan gambaran suram mengenai gangguan yang meluas, kerusakan, dan kerugian ekonomi yang besar. Hal ini, pada gilirannya, dapat memicu perubahan besar dalam keberpihakan geopolitik dan perilaku konsumen.

Penelitian ini merupakan bagian perdana dari serangkaian sembilan skenario risiko sistemik dan telah disusun dengan cermat oleh Lloyd’s Futureset bekerja sama dengan Cambridge Centre for Risk Studies. Tujuannya adalah untuk memberdayakan pemilik risiko dengan pemahaman mendalam tentang paparan mereka terhadap ancaman kritis, seperti cuaca ekstrem, sekaligus menyoroti peran penting mitigasi risiko dan perlindungan asuransi dalam memperkuat ketahanan.

Inisiatif ini didukung oleh alat data inovatif yang memberikan penilaian dampak keuangan berbasis data kepada dunia usaha, pemerintah, dan perusahaan asuransi mengenai ancaman global paling kritis yang dihadapi masyarakat saat ini.

Laporan ini mempertimbangkan dampak produk domestik bruto (PDB) dari peristiwa ekstrim di 107 negara, yang dikategorikan berdasarkan tiga tingkat keparahan: besar, parah, dan ekstrem.

|Baca juga: Waspada, Cuaca Ekstrem Bisa Menimbulkan Penyakit Berbahaya Ini 

Analisis regional untuk dampak cuaca ekstrem

Selain perkiraan global, perangkat data ini juga menampilkan analisis regional, yang menyoroti potensi kerugian ekonomi jika peristiwa-peristiwa yang terjadi terkonsentrasi di wilayah regional. Masa pemulihan masing-masing negara atau wilayah bergantung pada struktur ekonomi, tingkat paparan, dan ketahanan secara keseluruhan.

Misalnya, jika peristiwa ekstrem seperti ini terjadi di China, maka wilayah tersebut akan mengalami dampak finansial yang paling signifikan, yang mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar US$4,6 triliun selama lima tahun.

Asia Pasifik juga akan mengalami kerugian sebesar US$4,5 triliun. Dalam hal persentase PDB, Karibia akan menanggung beban terbesar jika suatu peristiwa difokuskan di wilayah pesisirnya, yang berarti hilangnya PDB sebesar 19% selama periode lima tahun.

Penelitian ini menggarisbawahi adanya kesenjangan besar dalam perlindungan risiko iklim, dan perkiraan menunjukkan bahwa hanya sepertiga dari kerugian ekonomi global yang disebabkan oleh cuaca ekstrem dan risiko terkait iklim saat ini sudah diasuransikan.

CEO Lloyd, John Neal, mengatakan bahwa pasar akan terus menggunakan kekuatannya untuk mendukung ketahanan risiko global baik bagi perusahaan maupun negara. “Lloyd’s berkomitmen untuk membangun pemahaman dan ketahanan masyarakat terhadap risiko sistemik dan melindungi pelanggan kami dari meningkatnya ancaman iklim. Sangat penting bagi pasar kita untuk terus berkolaborasi dengan sektor publik dan swasta untuk mengatasi tantangan ini dalam skala besar dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi semua orang,” kata Neal.

Direktur Eksekutif Risiko Sistemik Cambridge Center for Risk Studies, Trevor Maynard, mengatakan bahwa perekonomian global menjadi semakin kompleks dan semakin rentan terhadap ancaman sistemik. “Kami senang bisa bekerja sama dengan Lloyd’s, dan pihak lain, untuk membantu dunia usaha dan pembuat kebijakan mengeksplorasi potensi dampak dari skenario ini,” katanya.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Prudential HK Memperluas Cakupan Rumah Sakit di China Daratan
Next Post Survei BI Kuartal III/2023: Kegiatan Dunia Usaha Tetap Kuat

Member Login

or