Media Asuransi, JAKARTA – Dalam laporan bersama dengan CyberCube dan Envelop Risk, Lockton Re menyoroti bagaimana Insurance-Linked Securities (ILS) dapat mendukung kapasitas reasuransi tambahan untuk risiko siber.
Dikutip dari laman resmi Lockton Re, dalam laporan ‘Unlocking Potential’ tercatat, bahwa telah dilakukan diskusi selama bertahun-tahun tentang potensi ILS cyber untuk mengubah pasar asuransi cyber.
Meskipun pada awalnya para investor bersikap enggan, laporan tersebut berhasil menunjukkan bahwa kondisi pasar saat ini berada pada titik di mana potensi tersebut dapat dipenuhi.
“Para investor ILS menjadi lebih nyaman dengan risiko siber, namun diperlukan edukasi lebih lanjut mengenai bagaimana model siber bekerja. Para pelaku pasar terkemuka semakin menuntut pelaporan manajemen eksposur yang lebih baik yang memungkinkan pelaporan intelijen bisnis yang lebih mendalam dan pengambilan keputusan strategis yang lebih canggih,” kata Wakil Presiden CyberCube untuk Konsultasi Solusi dan salah satu penulis laporan tersebut, dikutip melalui laman resmi Lockton Re, Kamis, 23 Februari 2023.
|Baca juga: Risiko Siber dan Gangguan Bisnis Jadi Ancaman Terbesar Bisnis 2023
Hal ini disebabkan oleh adanya pemahaman yang lebih baik tentang bahaya, data yang lebih baik untuk menilai risiko bencana siber, dan konsensus yang berkembang di sekitar penggunaan model, kata laporan tersebut.
Model-model sekarang dapat menampilkan analisis statistik berdasarkan teknik-teknik probabilistik aktuaria untuk menunjukkan berbagai hasil potensial, yang secara efektif menggambarkan eksposur yang diasuransikan. Dari sini, skenario yang lebih terfokus telah dikembangkan, berdasarkan permintaan pasar, yang mencerminkan prioritas utama reasuransi siber.
“Mekanisme dan metodologi di balik pemodelan siber semakin dipahami, dan kekuatan data serta kerangka kerja yang digunakan semakin meningkat setiap saat, yang berarti potensi investasi ILS siber dapat dimanfaatkan untuk memainkan peran penting dalam membuka kapasitas yang diperlukan untuk terus mengembangkan pasar asuransi siber yang lebih luas,” kata Oliver Brew, penulis utama laporan Unlocking Potential.
Lebih lanjut, laporan tersebut menyatakan bahwa telah ada upaya besar untuk mengedukasi calon investor, yang biasanya bukan spesialis dalam hal risiko siber.
Lockton Re mencatat bahwa percakapan ini dibingkai dalam kosakata manajemen bencana tradisional, dan bahwa banyak kemajuan yang dibuat seiring dengan bertambahnya jumlah investor yang mencari cara-cara baru untuk mendapatkan keuntungan dari sekuritisasi risiko bencana.
|Baca juga: Dorong Pengetahuan Asuransi Siber, Cowbell Luncurkan Cowbell Academy
“Para investor ILS menjadi lebih nyaman dengan risiko siber, tetapi diperlukan edukasi lebih lanjut mengenai bagaimana model siber bekerja. Para pelaku pasar terkemuka semakin menuntut pelaporan manajemen eksposur yang lebih baik yang memungkinkan pelaporan intelijen bisnis yang lebih mendalam dan pengambilan keputusan strategis yang lebih canggih,” kata Wakil Presiden CyberCube, Brittany Baker.
“Ada argumen yang kuat bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi investor untuk mendukung cyber ILS. Kelas ini berada dalam pasar sekuler yang keras yang didorong oleh peningkatan digitalisasi dan penetrasi asuransi yang terus meningkat,” ujar Wakil Presiden Eksekutif ILS & Capital di Envelop Risk, David Ross.
“Mereka yang memiliki akses ke data dan keunggulan pemodelan dapat membangun portofolio yang terdiversifikasi dengan baik dan menguntungkan untuk memenuhi preferensi pengembalian risiko investor. Struktur yang ada dapat mengelola modal secara efisien tanpa dilusi imbal hasil dari jebakan agunan yang berlebihan,” tambahnya.
Oliver Brew menyimpulkan laporan Lockton Re dengan mencatat bahwa permintaan reasuransi cyber yang hanya akan semakin meningkat dengan keberhasilan eksekusi transaksi ILS cyber.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News