Media Asuransi, JAKARTA – Harga Bitcoin (BTC) dinilai masih akan bergerak volatile di awal tahun 2024 meski sempat melonjak lebih dari US$45.000 untuk pertama kalinya sejak awal April 2022.
Namun, langkah tersebut tidak bertahan lama, karena Bitcoin turun tajam pada Rabu (3/1) karena spekulasi penolakan aplikasi ETF Bitcoin spot oleh SEC. Meski begitu, Bitcoin mampu rebound dari level di bawah US$41.000 ke kisaran US$42.000 pada Kamis (4/1). Sementara itu, BItcoin lonjakan sebesar 154,37% pada tahun 2023 yang menyumbang US$530 miliar pada kapitalisasi pasarnya.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menilai Bitcoin masih berusaha mati-matian untuk kembali ke level US$43.000. BTC saat ini berada pada titik krusial, dengan berada di antara dua dinding pasokan penting. Menurut analisisnya, Bitcoin memiliki support kokoh di antara level US$41.200 dan US$42.400.
“Level support ini diperkuat oleh likuiditas pasar Bitcoin yang masih besar yang bisa menandakan dasar yang kuat untuk nilai BTC. Sebelumnya penurunan tajam ini membuat berkurangnya nilai BTC dan investor dan trader mengurangi eksposur baik pada sisi panjang maupun pendek,” jelas Fyqieh dalam keterangan resmi, Kamis, 4 Januari 2024.
|Baca juga: Bitcoin Tembus di Atas US$45 Ribu untuk Pertama Kalinya, Minat Tanam Investasi?
Sebaliknya, zona resisten terletak antara US$42.500 dan US$43.750. Menembus resistensi ini bisa menjadi indikasi tren bullish untuk Bitcoin, yang berpotensi mendorong nilainya menuju level US$47.600. Potensi ETF Bitcoin Persetujuan ETF Bitcoin spot yang telah lama dinantikan oleh industri kripto juga bisa menjadi katalis positif bagi harga Bitcoin.
Persetujuan ETF ini akan membuka akses bagi investor institusional untuk berinvestasi di BTC, yang berpotensi meningkatkan permintaan dan mendorong harga. Namun, Fyqieh melihat banyak pandangan bahwa persetujuan ETF juga bisa menjadi peristiwa “Buy Rumor, Sell The News,” di mana akan ada potensi penurunan saat kabar persetujuan keluar. Saat ini keuntungan trader mencapai titik yang biasanya diikuti oleh penurunan harga.
“Persetujuan ETF dianggap positif karena dapat menarik investasi institusional. Meskipun ini banyak pandangan negatif, kecil kemungkinannya peristiwa tersebut akan terjadi dalam jangka menengah dan panjang. Karena hal ini memungkinkan adanya saluran modal baru yang signifikan ke dalam kelas aset melalui produk yang diperdagangkan di bursa yang sudah dikenal dan diatur,” ungkap Fyqieh.
Secara keseluruhan, Fyqieh memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan tetap volatil di awal tahun 2024. Kemungkinan besar, Bitcoin akan bergerak di kisaran US$40.000 hingga US$45.000. Namun, potensi besarnya setelah ETF disetujui akan ada kenaikan harga BTC di range high, Fyqieh menetapkan batas pada US$48.000 hingga US$51.000, dimana pada titik ini diperkirakan bakal ada resisten kuat.
Pada titik ini, diperkirakan bakal ada resisten kuat. Jika Bitcoin mampu menembus resisten ini, maka akan membuka jalan bagi kenaikan lebih lanjut menuju level US$55.000 atau bahkan lebih tinggi. “Namun, untuk mencapai level tersebut, BTC perlu mengatasi volatilitasnya dan mendapatkan momentum bullish yang kuat,” pungkas Fyqieh.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News