Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan menyelenggarakan “Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) 2025” sebagai forum internasional regional pertama yang membahas potensi dan ragam tantangan bisnis event di kawasan Asia Tenggara dan Indonesia pada khususnya.
|Baca juga: Kemenpar Luncurkan Wonderful Indonesia Gourmet
Mengusung tema “Strengthening Southeast Asia Event Industry through Sustainability Practice, Strategic Investment, and Collaborative Efforts”, SEABEF 2025 akan berlangsung pada 10-11 Oktober 2025 di Nusantara International Convention Exhibition (NICE), PIK 2, Banten.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025, mengatakan “SEABEF 2025” akan menghadirkan panelis dan pakar terkemuka dari pelaku industri, pembuat kebijakan, dan regulator terkait bisnis event untuk berdiskusi dan membahas berbagai tantangan kepariwisataan.
|Baca juga: Dukung Kuliner Nusantara, Menpar Kunjungi WIG Artisan Food Market Bali
“Kami mengundang praktisi business event untuk berbagi ilmu, pengalaman, serta memperluas jejaring agar industri event di Indonesia semakin maju, inovatif, dan mampu menghasilkan kontribusi positif. SEABEF 2025 menjadi tempat lahirnya ide-ide inovatif mencakup seluruh spektrum industri event,” ujar Menteri Pariwisata.
Event adalah salah satu mesin utama penggerak utama perekonomian nasional. Penyelenggaraan event dapat mendorong penciptaan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan UMKM, menggerakkan ekonomi daerah, serta memperkuat citra dan daya saing Wonderful Indonesia di kancah dunia.
Sepanjang tahun 2025, event yang mendapat dukungan Kementerian Pariwisata berhasil memberikan dampak dengan menghadirkan 10,8 juta pengunjung, melibatkan 95.000 pekerja event, melibatkan 14.800 UMKM, dan menghasilkan perputaran ekonomi sebesar Rp11,82 triliun.
“Angka ini hanya mencakup event yang mendapat dukungan langsung Kementerian Pariwisata. Bayangkan, jika seluruh event di tanah air kita hitung, betapa luar biasanya potensi dan skala industri event Indonesia. Inilah peluang besar yang harus kita kelola dan manfaatkan seoptimal mungkin,” kata Menteri Widiyanti.
|Baca juga: Kemenpar: Wisata Berkelanjutan Butuh Komitmen Kolektif
Di balik potensi besar, penyelenggaraan event masih menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya terkait pembiayaan dan investasi; ekosistem event; perizinan dan regulasi; komitmen terhadap keberlanjutan dan inklusivitas; serta aksesibilitas.
Berbarengan dengan WITF
Bersamaan SEABEF 2025, Kementerian Pariwisata juga mendukung penyelenggaraan Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) pada 9 hingga 12 Oktober 2025 di tempat yang sama. WITF merupakan event yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) sebagai platform strategis untuk mempromosikan destinasi Wonderful Indonesia kepada pasar lokal dan global.
WITF menjadi salah satu event tourism fair terbesar di Indonesia dengan 300 exhibitor dan 200 buyer dari 40 negara. Selain pameran utama, WITF juga menampilkan consumer show untuk publik.
“Melalui WITF, kami menyambut para buyer dan wisatawan nusantara hingga wisatawan mancanegara untuk melihat dan merasakan langsung kekayaan pariwisata yang ditawarkan Indonesia,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti.
Mendukung pelaksanaan WITF, Kementerian Pariwisata juga akan menyelenggarakan Familiarisation Trip yang menghadirkan 45 travel agent dan tour operator dari Eropa, Timur Tengah, dan Amerika untuk mengikuti event WITF. Dilanjutkan dengan menjelajahi destinasi unggulan Indonesia dengan puncak kegiatan business matching di Bali.
“Saya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada GIPI atas kolaborasi dan dukungannya dalam penyelenggaraan Wonderful Indonesia Tourism Fair. Kami percaya, melalui kerja sama yang erat ini, melalui forum diskusi dan kolaborasi, industri pariwisata Indonesia akan semakin tangguh, berdaya saing, dan mampu menampilkan keindahan serta keragaman negeri kita kepada dunia. Mari kita terus melangkah bersama, menghadirkan pariwisata Indonesia yang semakin mendunia dan berkelanjutan,” katanya.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News