1
1

Manulife Investment Management Mengidentifikasi Peluang Penurunan Suku Bunga

Ilustrasi. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Manulife Investment Management (Manulife IM) meluncurkan pandangan pasar 2025, mengidentifikasi peluang investasi utama yang berasal dari antisipasi terhadap kondisi makroekonomi, ekuitas Asia, dan pasar pendapatan tetap.

Saat dunia memasuki fase transformatif yang ditandai dengan normalisasi suku bunga, dinamika perdagangan yang terus berkembang, dan inovasi teknologi, Manulife IM menekankan perlunya alokasi strategis dan investasi tematik untuk memanfaatkan tren yang muncul.

Tekanan inflasi global mulai berkurang, dengan bank-bank sentral mengambil langkah-langkah pelonggaran untuk menstabilkan pertumbuhan. Namun, inflasi masih belum merata di seluruh wilayah, dengan tantangan yang masih ada dari inflasi inti yang tinggi di pasar negara maju dan gangguan rantai pasokan di pasar negara berkembang.

|Baca juga: Riset Manulife Investment Management:  69 Persen Orang Indonesia akan Terus Bekerja Setelah Pensiun

Senior Portfolio Manager dan Head of Asset Allocation Asia, Manulife Investment Management, Luke Browne, mengatakan bahwa tahun 2025 sudah menjadi tahun yang menarik untuk investasi. Pasar negara maju global yang memasuki siklus penurunan suku bunga, pasar telah mulai menetapkan harga untuk penurunan yang agresif, yang telah dikurangi akhir-akhir ini.

“Skala dan kecepatan akhir dari penyesuaian ini akan bergantung pada seberapa tangguh ekonomi terbukti, seberapa persisten inflasi tetap ada, dan apakah kita menghadapi periode penghindaran risiko atau episode inflasi ulang,” kata Browne dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis, 30 Januari 2025.

Lanskap ekonomi global pada tahun 2025 akan dibentuk oleh kepemimpinan Presiden AS yang baru. Antara lain meliputi potensi reformasi pajak perusahaan, penyesuaian kebijakan perdagangan, dan inisiatif energi ramah lingkungan.

|Baca juga: Manulife IM Melihat Peluang Menarik di Tengah Siklus Penurunan Suku Bunga Global

Browne menambahkan, dengan siklus pelonggaran global yang telah berlangsung, lebih dari 50 persen bank sentral telah memulai penurunan suku bunga, memberikan peluang baru di pasar negara maju dan berkembang. Bersamaan dengan hal ini, tren deglobalisasi dan ‘friendshoring’ membentuk kembali pola perdagangan global, menciptakan peluang baru untuk investasi selektif pada para pemimpin regional dan bidang-bidang tematik seperti AI dan energi bersih.

Senior Portfolio Manager Equities Manulife Investment Management, Kenglin Tan, melihat pasar saham Asia pada tahun 2025 dimulai dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi yang didorong oleh tantangan geopolitik, transisi kepemimpinan, pergeseran tingkat suku bunga, dan kendala fiskal.  Ketidakpastian tersebut mengharuskan investor untuk menavigasi jalan yang berliku dengan hati-hati, dan menempatkan fokus pada pemilihan saham dan penyediaan peluang diversifikasi di seluruh Asia.

“Dimulai dari China, kami fokus untuk mengidentifikasi peluang yang dapat memperoleh manfaat dari pelaksanaan kebijakan pemerintah yang efektif yang merangsang konsumsi domestik, seperti peluang yang muncul dari pengembangan lokalisasi rantai pasokan. Untuk pasar Korea Selatan dan Taiwan, masing-masing menawarkan peluang yang berbeda dalam sektor teknologi dan AI,” kata Tan.

|Baca juga: Manulife IM Tunjuk Eksekutif Baru untuk Spesialis Investasi Alternatif

Dia menambahkan bahwa untuk wilayah ASEAN, pemerintah sedang mengedepankan kebijakan domestik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik dan pertumbuhan FDI. Bank, perusahaan perawatan kesehatan dan kebutuhan pokok konsumen adalah beberapa bidang yang akan mendapatkan keuntungan.

Sementara itu, Chief Investment Officer, Asia (ex-Jepang) Fixed Income, Manulife Investment Management, Murray Collis, meyakini bahwa pasar pendapatan tetap Asia akan tetap tangguh di tahun 2025. Di tengah kondisi dolar AS yang kuat dan sensitivitas suku bunga yang meningkat, obligasi berimbal hasil tinggi dan kredit berkualitas investasi di Asia memberikan peluang yang menarik, menawarkan diversifikasi dan potensi pendapatan.

“Kredit dengan imbal hasil tinggi menunjukkan fundamental yang stabil dan valuasi yang menarik, menciptakan peluang untuk kompresi spread. Kredit dengan kualitas investasi terus menawarkan imbal hasil yang menarik dengan tingkat risiko yang disesuaikan, didukung oleh fundamental yang kuat dan permintaan yang stabil,” kata Collis.

Dia jelaskan bahwa seiring dengan pemerintah yang mengadopsi kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan dan bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan bertahan dengan siklus pelonggarannya, diperkirakan pasar pendapatan tetap Asia akan tetap kuat. “Obligasi dengan imbal hasil tinggi dan kredit dengan kualitas investasi menawarkan manfaat diversifikasi yang unik dan potensi pendapatan yang stabil, yang memungkinkan investor untuk menavigasi volatilitas global secara efektif,” tuturnya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Warga Tionghoa Rayakan Imlek 2576 Kongzili
Next Post 4 Rekomendasi Saham Layak Diburu saat IHSG Rawan Longsor

Member Login

or