Media Asuransi, GLOBAL – Mayoritas bursa saham Asia melemah di penutupan perdagangan Selasa, 11 Maret 2025, tertekan oleh prediksi perlambatan ekonomi AS. Data terbaru tenaga kerja non pertanian AS dan juga indeks harga konsumen lebih rendah dari proyeksi. Perang dagang AS dengan negara-negara mitra dagang juga meningkatkan ekspektasi perlambatan ekonomi AS.
|Baca juga: Indeks Saham Asia Menguat Respon Sikap Lunak AS
Non Farm Payroll akhir pekan lalu menunjukkan angka 151 ribu lapangan kerja baru, di bawah estimasi pelaku pasar 160 ribu lapangan kerja. Demikian pula data IHK terbaru Senin kemarin menunjukkan inflasi Februari 0,25 persen, lebih rendah dari estimasi 0,26 persen.
Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, turun 235,16 poin, atau sekitar 0,64 persen, pada Selasa menjadi 36.793,11. Indeks Topix merosot 1,11 persen menjadi 2.670,72. Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, merosot 32,79 poin, atau sekitar 1,28 persen menjadi 2.537,6, melanjutkan pelemahan ekuitas Asia sehari sebelumnya.
|Baca juga: China Kian Serius Kebut Pertumbuhan Ekonomi yang Ramah Lingkungan, Ini Buktinya!
Namun saham-saham Bursa China bangkit kembali pada hari Selasa menyusul laporan bahwa China dan AS akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak antara kedua pemimpinnya.
Indeks Komposit Shanghai, pengukur utama saham-saham China, naik 0,41 persen atau 13,67 poin menjadi 3.379,83. Indeks Komponen Shenzhen naik 0,33 persen atau 35,46 poin menjadi 10.861,16.
China dan AS berencana untuk menjadi tuan rumah “pertemuan puncak ulang tahun” antara Presiden Xi Jinping dan Donald Trump pada bulan Juni di AS selama bulan kelahiran mereka di bulan Juni, menurut Wall Street Journal.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News