1
1

Mayoritas Perusahaan Telah Cukup Peduli dengan Fungsi Manajemen Risiko

Holding perasuransi, dan penjaminan. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Survei yang dilakukan oleh IFG Progress menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan yang disurvei telah cukup peduli dengan fungsi manajemen risiko yang ditunjukkan dengan tingginya persentase responden yang telah memiliki sertifikasi manajemen risiko, yakni mencapai 77%.

Survei ini diselenggarakan secara daring pada periode 4 Februari 2023 sampai dengan 12 Maret 2023 dengan metode sampling snowball mengumpulkan 590 responden dengan berbagai latar belakang.

Seperti dilansir dari Economic Bulletin -Issue 30, hasil survei yang merupakan hasil kolaborasi antara IFG Progress dan Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA) ini menunjukkan bahwa kompetensi SDM, kualitas laporan, penggunaan teknologi/sistem informasi, serta kebijakan dan prosedur dalam menjalankan manajemen risiko juga dinilai bagus.

|Baca juga: IFG Progress: Penerapan CBDC Berpotensi Mendisrupsi Industri Asuransi

Namun demikian, survei ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan diharapkan untuk terus mendorong penerapan manajemen risiko di perusahaan atau organisasi mereka.

Untuk itu, diperlukan pembentukan critical mass dari internal perusahaan atau organisasi dengan peningkatan kompetensi, meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) pada bidang manajemen.

Hal ini diperlukan untuk mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko di lingkungan perusahaan. Dalam membangun critical mass, top manajemen perusahaan diharapkan memberikan dukungan nyata (tone from the top) dalam menerapkan manajemen risiko dengan mendorong ketersediaan anggaran yang cukup.

Selain itu, perusahaan harus merumuskan arsitektur rancangan teknologi informasi manajemen risiko yang selaras dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari IT architecture perusahaan secara keseluruhan.

Sebagaimana diketahui, disrupsi pada proses bisnis yang berjalan dengan cepat membutuhkan respons perusahaan melalui perubahan pola pikir yang dinamis dalam pengambilan keputusan. Adaptasi terhadap masalah dan lingkungan bisnis yang sedang terjadi menjadi prasyarat bagi perusahaan agar mampu bertahan dan memiliki competitive advantage di tengah persaingan yang semakin ketat.

Kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari seberapa cepat perusahaan merevisi rencana strategis, model operasi, dan proses pengambilan keputusan sesuai dengan perubahan fundamental lingkungan bisnisnya. Proses ini memerlukan manajemen risiko yang terukur agar perusahaan mampu menilai risiko dengan tepat dan menentukan langkah-langkah penanganan yang dibutuhkan.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Edukasi Keluarga Penerima Manfaat PENA di Malang
Next Post Meningkatkan Produktivitas Pekerja Melalui Tes Nutrigenetik

Member Login

or