1
1

Melihat Prospek Pasar Asuransi Jiwa dan Umum di Indonesia 5 Tahun ke Depan

Ilustrasi lini asuransi properti. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Pasar asuransi jiwa dan umum di Indonesia diperkirakan mencapai US$1,7 miliar pada tahun ini dan diperkirakan tumbuh dengan CAGR sebesar 7% pada periode 2023-2028.

Mengutip dari riset yang dipublikasikan oleh ResearchAndMarkets.com, pasar asuransi jiwa dan non-jiwa di Indonesia berkembang dengan baik dan diperkuat oleh permodalan yang kuat, mendukung prospek stabil pada segmen tersebut. Pendapatan premi bruto yang diciptakan (GPW) untuk asuransi kredit, lini bisnis terbesar ketiga di pasar, meningkat sebesar 86,2% pada tahun 2020.

Asuransi properti, segmen bisnis terbesar, juga mencatat pertumbuhan GPW yang solid sebesar 9,7% menjadi Rp20,9 triliun. Namun asuransi kendaraan bermotor GPW mencatat pertumbuhan yang flat sebesar 0,3%. Disiplin underwriting yang lebih baik terus menaikkan suku bunga, menurunkan risiko bencana, dan membaiknya pasar mobil komersial dan pribadi pada paruh pertama tahun 2020.

|Baca juga: Kinerja Industri Asuransi Jiwa Meningkat di Semeseter I/2023

Selain itu, faktor-faktor ini telah membawa keberhasilan underwriting yang kuat di industri asuransi properti dan kecelakaan di Indonesia. Sektor asuransi Indonesia menghasilkan kurang dari 1% produk domestik bruto (PDB) negara. Tingkat penetrasi dan kepadatannya berada di bawah standar wilayah tersebut.

Dengan premi asuransi bruto sebesar 1,99% dari PDB versus rata-rata 3,9% di negara-negara berkembang di Asia dan kepadatan asuransi sebesar US$82 per kapita versus US$207 di negara-negara berkembang di Asia, industri ini mempunyai banyak ruang untuk berkembang. Menurut data Maret 2022, terdapat 152 perusahaan asuransi dan 227 perantara asuransi yang beroperasi di Tanah Air.

Asuransi jiwa merupakan segmen terbesar yang menghasilkan 40% dari total premi asuransi bruto pada tahun 2020. Berikutnya adalah asuransi sosial dengan pangsa 39% dan asuransi non-jiwa dan reasuransi dengan pangsa 19%. Asuransi wajib menyumbang 2,6% dari keseluruhan premi. Kontribusi bruto dari asuransi syariah setara dengan 3,2% dari total pendapatan asuransi.

Sektor insurtech telah mengalami banyak pertumbuhan teknologi dan investasi selama beberapa tahun terakhir. Lini bisnis asuransi tradisional, seperti kesehatan, otomotif, dan komersial, sedang direvolusi oleh startup baru yang berpusat pada digital. Teknologi baru, seperti AI dan IoT, telah merancang ulang data asuransi, yang menjadi basis industri asuransi.

Laporan ini juga mengungkap bahwa para eksekutif berpendapat bahwa sektor asuransi cenderung mendapat manfaat yang tidak proporsional dari ekspansi ekonomi. Jika perkembangan perekonomian 5,8%-5,9%, maka pasar asuransi seharusnya tumbuh 15%. Pertumbuhan pasar asuransi lebih besar dibandingkan pertumbuhan banyak industri lainnya.

|Baca juga: 15 Market Leaders Asuransi Umum Market, Share Turun Tipis dari Tahun Sebelumnya

Penetrasi asuransi secara keseluruhan di negara berpenduduk 264 juta jiwa ini termasuk yang terendah di dunia, yaitu kurang dari 2% (4,5 juta penduduk Indonesia memiliki polis asuransi). Separuh penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun, dengan jumlah generasi milenial (usia 17-35) di Indonesia saat ini berjumlah 79,5 juta.

Prospek sektor asuransi Indonesia, baik segmen jiwa maupun non-jiwa, berimbang, dengan perusahaan-perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan yang stabil, margin yang kuat, dan perlindungan reasuransi yang memadai. Selain itu, prospek tersebut menyatakan bahwa risiko aset yang dimiliki berada dalam kisaran yang dapat diterima dan sektor ini diatur dengan baik.

PDB per kapita adalah ukuran yang sering digunakan untuk menentukan pertumbuhan ekonomi dan potensi peningkatan produktivitas. Ini dihitung dengan mengambil PDB dan membaginya dengan total populasi negara tersebut. PDB per kapita merupakan indikator yang sangat penting dari kekuatan ekonomi suatu negara, dan perubahan positif merupakan indikator pertumbuhan ekonomi.

Pendapatan per kapita Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan terus meningkat. Kepadatan asuransi per kapita di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan perubahan standar hidup dan melonjaknya pendapatan masyarakat. Kepadatan asuransi diperkirakan meningkat lebih dari 5% pada periode perkiraan.

Dibandingkan dengan negara-negara kaya dan berkembang, industri asuransi di Indonesia sedang mengalami pergeseran. Ukuran kinerja utama sektor asuransi, penetrasi asuransi, dan kepadatan di Indonesia sangatlah rendah.

Selain itu, terdapat kesenjangan besar antara cakupan dan nilai asuransi, yang menunjukkan sifat risiko tinggi di negara ini. Penetrasi asuransi (dihitung berdasarkan rasio premi asuransi yang dibayarkan dan PDB negara) meningkat dari sekitar 5% pada tahun 2020 menjadi 7%-10% pada tahun 2021 di Indonesia karena parameter penting ini tumbuh pada tingkat pertumbuhan yang stagnan.

Riset ini juga mengungkap bahwa pasar asuransi jiwa dan non-asuransi Indonesia bersifat semi-konsolidasi. Pasar dipimpin oleh beberapa pemain lokal dan internasional di pasar. Pasarnya ekonomis, karena permintaan akan asuransi jiwa dan non-jiwa meningkat pesat pascapandemi Covid-19 karena meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap asuransi.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Great Eastern Life Indonesia Adakan Great Wellness Movement
Next Post Market Size Reasuransi Global Diperkirakan Capai US$464,1 Miliar pada 2032

Member Login

or