Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight terhadap saham di sektor konsumen seiring dengan ketahanan dan pertumbuhan yang akan terus berlanjut didukung oleh kondisi makroekonomi yang kuat.
Melalui Daily Write Up bertajuk Consumer (Overweight/Maintain) – Unveiling challenges and untapped potential, analis Mirae Sekuritas Rut Yesika Simak menjelaskan selama harga soft commodity tetap stabil atau mengalami sedikit volatilitas di tengah perlambatan ekonomi global, dirinya percaya bahwa biaya input bagi perusahaan barang konsumen akan tetap terkendali.
“Grup Indofood, khususnya segmen Bogasari, telah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan stok bahan baku selama 3-4 bulan. Menurut pandangan kami, mereka berpotensi memperpanjang periode ini menjadi enam bulan, yang kami anggap relatif aman selama 2H23F.”
|Baca jiuga: Sektor Semen Dipertahankan Overweight, Ini Alasannya
Rut memperkirakan bahwa harga soft commodity dapat menguat jika El Nino tiba lebih awal dan berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama. Meskipun dia tidak mengharapkan dampak dari El Nino segera terlihat pada paruh kedua tahun 2023, dia percaya bahwa dampaknya akan terjadi dengan penundaan dan mulai terlihat pada awal tahun 2024.
Dia memiliki pandangan yang positif terhadap perusahaan barang konsumen, dan memperkirakan ketahanan dan pertumbuhan mereka akan terus berlanjut, didukung oleh kondisi makroekonomi yang kuat. Faktor-faktor yang menyumbang latar belakang yang menguntungkan ini meliputi tingkat inflasi yang terkendali, pertumbuhan positif dalam indeks penjualan riil, kepercayaan konsumen yang tetap dalam tingkat optimistis, serta depresiasi dolar AS dan penguatan rupiah dalam beberapa bulan terakhir.
Oleh karena itu, Rut mempertahankan posisi overweight pada sektor konsumen, dengan preferensi untuk ICBP dan INDF. Dia mengulangi rekomendasi Trading Buy untuk ICBP dan INDF, sementara dia tetap merekomendasikan Hold untuk UNVR. “Risiko utama bagi rekomendasi kami termasuk: 1) kenaikan harga komoditas lembut yang melebihi perkiraan, 2) pelemahan nilai tukar Rupiah, 3) persaingan yang ketat, dan 4) penjualan yang lebih rendah dari yang diantisipasi.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News