Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyelenggarakan 1st G20 Joint Finance and Health Ministers’ Meeting (JFHMM) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia secara hybrid pada 21 Juni 2022. Menteri Kesehatan H.E. Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Keuangan H.E. Sri Mulyani Indrawati memimpin sidang.
Dihadiri oleh anggota G20, undangan, dan organisasi internasional (IOs), JFHMM bertujuan untuk meminta bimbingan dari Menteri Keuangan dan Kesehatan G20 tentang beberapa kemajuan yang dicapai oleh Joint Finance and Health Task Force (JFHTF), antara lain: i) Perantara Keuangan Dana (FIF) untuk Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan Penanggulangan Pandemi (PPR); dan ii) Mengembangkan pengaturan koordinasi Keuangan dan Kesehatan untuk kesiapsiagaan, pencegahan, dan penanggulangan pandemi (PPR). Hasil pembahasan JFHMM hari ini akan menjadi dasar pembahasan pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) bulan depan dan akan ditindaklanjuti pada pertemuan JFHTF berikutnya.
Pada Oktober 2021, para Pemimpin G20 sepakat bahwa pembiayaan untuk PPR pandemi harus memadai, lebih berkelanjutan, dan terkoordinasi dengan lebih baik dengan menjajaki mekanisme pembiayaan baru. Sebagaimana diamanatkan oleh Pemimpin G20, JFHTF melapor ke JFHMM ke-1 di bawah Kepresidenan G20 Indonesia.
|Baca juga: Presidensi G20: Indonesia Dorong Peningkatan Aksesibilitas dan Keterjangkauan Instrumen Keuangan Berkelanjutan
Platform Koordinasi Keuangan & Kesehatan untuk Pembiayaan PPR Pandemi (Platform Koordinasi) dapat melayani tujuan ini dan memberikan wawasan berharga tentang alokasi sumber daya pembiayaan yang optimal untuk PPR pandemi. Para Menteri Keuangan dan Kesehatan G20 menyatakan dukungan untuk model kolaborasi G20 yang berdiri dan terukur yang dapat diperluas secara bertahap dan selektif di luar keanggotaan G20.
Mengenai mekanisme pembiayaan baru, sebagian besar Menteri Keuangan dan Kesehatan menyepakati perlunya mekanisme pembiayaan multilateral baru yang didedikasikan untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan PPR pandemi. Anggota menyambut baik kemajuan baru-baru ini dalam membentuk Dana Perantara Keuangan (FIF) yang ditempatkan di Bank Dunia, dan akan terus membahas tata kelola dan pengaturan operasional FIF menjelang para Pemimpin G20 yang berpotensi mendukung FIF pada KTT mereka pada bulan November.
|Baca juga: Presidensi G20 Indonesia Laksanakan Forum Kebijakan untuk Dukung Transisi yang Adil & Terjangkau
Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia sebagai Presidensi G20 memprioritaskan agenda sektor kesehatan global. Dalam konteks ini, Indonesia sebagai Presidensi G20 berkomitmen untuk memberikan deliverables konkrit yang mendukung dan berkontribusi terhadap proposal pembentukan FIF. Menteri Sri Mulyani Indrawati, dalam sambutannya, menyatakan, dirinya senang mengumumkan komitmen hampir USD1,1 miliar telah diamankan untuk Dana Perantara Keuangan untuk pencegahan, kesiapsiagaan dan tanggapan pandemi.
Menteri Keuangan juga mengingatkan tentang semangat inklusivitas dalam penanganan pandemi global. “Yang paling penting adalah inklusivitas agar upaya kita bersinergi antara Kementerian Keuangan dan Kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Hanya dengan begitu, kita dapat secara efektif siap untuk mengatasi pandemi global berikutnya bersama-sama,” kata Sri Mulyani.
Mengenai masalah pengaturan koordinasi PPR yang lebih luas, Anggota umumnya sepakat tentang perlunya peningkatan koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Kesehatan agar lebih siap menghadapi pandemi di masa depan. Anggota menantikan pembahasan lebih lanjut tentang pengaturan koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan.
Senada dengan Menteri Keuangan, Menteri Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, sejak dibentuk, Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G20 telah membuat kemajuan dalam menjalankan mandatnya dan mendorong aksi kolektif untuk menanggapi pandemi dan berkontribusi terhadap Global yang lebih kuat. “Saya yakin bahwa bersama-sama, kita akan mencapai hasil nyata pada Oktober, yang mencakup pembentukan FIF dan kolaborasi platform koordinasi.”
Menteri Budi menekankan tujuan khas FIF, yaitu meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi secara global. Dan langkah penting berikutnya adalah menentukan prioritas investasi FIF.
“Kesehatan itu seperti uang, kita tidak pernah memiliki gagasan yang benar tentang nilainya sampai kita kehilangannya. Pandemi ini menyadarkan kita akan pentingnya kesehatan dan ekonomi, serta saling ketergantungan di antara keduanya. Hari ini menandai kemajuan penting dari sinergi yang lebih kuat antara sektor keuangan dan kesehatan untuk mencegah, mempersiapkan, dan menanggapi pandemi di masa depan. Mari kita lanjutkan kemitraan penting ini untuk menciptakan kesehatan dan kemakmuran bagi semua.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News