1
1

Menkeu: Ekonomi ASEAN Tetap Kuat, Namun Tetap Waspada!

Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral berpose pada sesi foto pertemuan pejabat keuangan ASEAN+3 ke-26 di Incheon, Korea Selatan, Selasa 2 Mei 2023. | Foto: doc

Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan pertumbuhan ekonomi ASEAN+3 yang kuat sebesar 3,2 persen pada tahun 2022, terlepas dari efek pandemi Covid-19 yang masih ada dan konflik Rusia-Ukraina yang meningkat menjadi krisis.

Sementara itu, gejolak sektor perbankan baru-baru ini di AS dan Eropa memiliki dampak rambatan yang terbatas di kawasan ASEAN+3. Meskipun demikian, kita harus tetap waspada,” ujar Sri Mulyani dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3, dikutip melalui keterangan resminya, Rabu, 3 April 2023.

|Baca juga: ASEAN-BAC Indonesia, Dorong Ekonomi Digital ASEAN dan Inklusi Keuangan untuk UMKM dengan Tiga Strategi Baru

Ke depan, Sri Mulyani menambahkan, kawasan ASEAN ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,6 persen pada tahun 2023, dipacu oleh permintaan domestik yang kuat karena pemulihan ekonomi terus menunjukkan perbaikan.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyoroti bahwa tantangan saat ini dan ketergantungan yang besar pada mata uang dominan tertentu untuk perdagangan internasional dan penyelesaian investasi dapat meningkatkan kerentanan dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan di ASEAN+3.

Oleh karena itu, ASEAN+3 perlu berinovasi untuk dapat menjaga stabilitas, di tengah inflasi yang masih tinggi,  kondisi likuiditas yang lebih  ketat, ruang kebijakan yang lebih sempit, dan  pengaruh kuat dolar,” ujar Perry.

Dalam hal ini, Gubernur BI menekankan pentingnya memperkuat dan meningkatkan kerja sama di antara negara-negara ASEAN+3 dalam konektivitas pembayaran dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk transaksi.

|Baca juga: OJK Optimistis ASEAN Jadi Episentrum Pertumbuhan Ekonomi

Berkaitan dengan hal tersebut, AFMGM+3 menyambut baik dan mengakui perkembangan kajian Sistem Pembayaran Lintas Batas di ASEAN+3, khususnya mengenai Penguatan Transaksi Mata Uang Lokal (Local Currency Transactions – LCT) dalam pembahasan Isu Tematik ASEAN+3.

Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda, mengatakan bahwa risiko penurunan ekonomi Asia lebih kecil daripada wilayah lain di dunia, sebagian karena ketahanan kawasan terhadap kesulitan sektor perbankan di AS dan Eropa.

“Di bank-bank Asia, modal yang ada mencukupi dan terdapat paparan yang rendah terhadap masalah keuangan Amerika dan Eropa, sehingga risiko penurunan juga terbatas dibandingkan kawasan lain,” ujarnya.

Para pembuat kebijakan Asia, yang berkumpul dalam pertemuan tahunan Bank Pembangunan Asia (ADB) pekan ini di kota Incheon, Korea Selatan, membahas tantangan ekonomi regional dan cara untuk memperkuat penyangga terhadap berbagai guncangan.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Indonesia: Inflasi April 2023 Tetap Terkendali
Next Post Infovesta: Pasar Saham Berpotensi Lanjutkan Tren Bullish

Member Login

or