Media Asuransi – Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 berdasar proyeksi OECD, IMF, dan Bank Dunia, diperkirakan di kisaran -4,9 hingga -5,2 persen. Sementara itu untuk domestik, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berada di kisaran -1,7 persen hingga -0,6 persen.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terbaru ini lebih rendah dibandingkan estimasi sebelumnya yakni -1,1 persen hingga 0,2 persen. Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam jumpa pers secara virtual, Selasa, 22 September 2020, yang disiarkan secara live streaming di kanal YouTube Kemenkeu RI.
Sri Mulyani mengatakan berbagai lembaga telah memproyeksi perekonomian Indonesia pada tahun ini memang berada pada zona negatif. Beberapa di antaranya adalah OECD sebesar -3,3 persen, ADB sebesar -1,0 persen, Bloomberg sebesar -1,0 persen, dan IMF sebesar -0,3 persen. “Hanya World Bank yang memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih bisa 0 persen,” tuturnya.
Hingga Agustus 2020, Realisasi Pendapatan Negara Masih Terkontraksi
Dengan proyeksi terbaru itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 diperkirakan ada pada kisaran -2,9 persen hingga -1,0 persen. Sementara itu pada kuartal II/2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,32 persen. “Jika pada kuartal III/2020 minus lagi, Indonesia otomatis masuk dalam zona resesi secara teknikal,” tegasnya.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah melakukan all out melalui kebijakan belanja atau ekspansi fiskal. Namun, dari konsumsi rumah tangga masih negatif. Investasi juga masih dalam posisi yang cukup berat sehingga masih ada dalam zona negatif. Ekspor juga masih akan negatif.
Sementara pada tahun 2021, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 5,4 persen, OECD memperkirakan pertumbuhan sebesar 5,0 persen, dan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,2 persen.
Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 diproyeksi akan kembali positif. OECD memproyeksi ekonomi Indonesia pada 2021 mampu tumbuh 5,3 persen. Kemudian, ADB sebesar 5,3 persen, Bloomberg 5,4 persen, IMF sebesar 6,1 persen, dan Bank Dunia sebesar 4,8 persen.
Pemerintah Indonesia memproyeksi perekonomian pada 2021 bisa tumbuh 4,5 hingga 5,5 persen dengan titik tengah 5,0 persen. “Semua forecast ini sangat tergantung pada bagaimana perkembangan kasus Covid dan bagaimana ini berdampak pada aktivitas ekonomi,” imbuhnya. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News