1
1

Meski Harga Minyak Fluktuatif, Emiten Migas Masih Prospektif

Ilustrasi. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA –  Meskipun fluktuasi harga minyak masih akan tinggi tetapi hingga akhir tahun ini kinerja emiten migas diperkirakan masih dapat berpotensi tumbuh positif seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat di negara importir terbesar minyak dunia sehingga masih akan meningkatkan permintaan minyak di dunia.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani, menjelaskan bahwa harga minyak dunia saat ini memang terpantau fluktuatif. Sejak awal April 2023, OPEC+ mengumumkan adanya tambahan pemangkasan produksi sebesar 1,16 juta barel oil per day (bopd) sehingga secara total OPEC+ memangkas produksi sekitar 3,66 juta barel oil per day (bopd), setara dengan 3,7% dari permintaan minyak mentah global. “Hal tersebut sebagai upaya OPEC+ untuk menstabilkan harga minyak ditengah potensi perlambatan ekonomi global dan ancaman resesi di Amerika Serikat yang berpotensi menurunkan permintaan,” katanya.

Adapun, World Bank pada Commodity Markets Outlook edisi April 2023 membahas mengenai proyeksi rata-rata harga minyak mentah Brent tahun ini di level US$ 84 per barel, diproyeksi lebih rendah dibanding rata-rata harga pada tahun lalu yang mencapai US$ 99,8 per barel. Namun masih lebih tinggi dibanding pra pandemi.

Chisty melihat harga minyak berpotensi masih akan meningkat. Pasalnya, permintaan dari China dan India sebagai negara net importir terbesar di dunia saat ini masih cukup besar. Khususnya pada China dimana saat ini memang konsumsinya meningkat setelah pencabutan kebijakan zero Covid-19. Saat ini pun, sudah mulai kembali padatnya mobilitas sosial yang terjadi dapat mendorong permintaan sebab minyak merupakan bahan bakar untuk transportasi.

Dari dalam negeri, harga Indonesia Crude Price (ICP) sejak bulan April 2023 juga telah meningkat, dan ditetapkan seharga US$79,34 per barel, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya sebesar US$74,59 per barel.

Secara jangka pendek, jelas Chisty, fluktuasi harga minyak dunia sangat ditentukan oleh faktor supply & demand dari beberapa negara di dunia. Apabila harga minyak menguat signifikan atau setidaknya masih bertahan diatas proyeksi rata-rata harga minyak pada tahun ini sekitar US$84 per barel (khususnya untuk minyak mentah jenis Brent) maka hal tersebut dapat menjadi katalis positif, karena hal ini dapat mempengaruhi average selling price bagi para emiten migas, terutama emiten yang memiliki pangsa ekspor besar. Sehingga ada potensi kenaikan top line maupun bottom line.

|Baca juga: ASPEBINDO Sarankan Peningkatan Investasi di Sektor Migas

Kinerja emiten migas pada kuartal I/2023 cenderung mengalami penurunan, PT Medco Energy International Tbk (MEDC) mengalami penurunan net profit mencapai 8,9% yoy hal tersebut dampak dari penurunan rata-rata harga minyak yang sempat berada pada level US$ 7%, turun sekitar 23%. Selain itu, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga mencatat penurunan penjualan mencapai 8,91% yoy menjadi sebesar US$102, 54 juta dibanding dengan penjualannya pada periode yang sama di tahun 2022 yang tercatat mencapai US$112,57 juta.

Namun, beberapa emiten migas masih membukukan kinerja yang cukup positif pada kuartal I/2023 seperti PT Elnusa Tbk (ELSA) yang masih mencatat net profit yang tumbuh signifikan 53% yoy mencapai sebesar Rp115 miliar, hal ini didorong oleh pendapatan usaha yang tumbuh terutama dari segmen jasa distribusi & logistik energi yang berkontribusi 55% terhadap pendapatannya.

Selain ELSA, PT AKR Coporindo Tbk (AKRA) juga masih melaporkan peningkatan kinerja yang signifikan pada kuartal I/2023 yakni net profit-nya tumbuh 41,89% yoy mencapai sebesar Rp607,27 miliar. Adapun, peningkatan kinerja AKRA didorong oleh pendapatan segmen bisnis lahan industri JIIPE (Java Integrated Industrial and Port Estate) yang meningkat.

Saat ini, emiten migas telah banyak melakukan diversifikasi segmen bisnis. Beberapa diantaranya sudah ada yang beralih ke proyek energi terbarukan, dan bahkan ada emiten migas yang memiliki bisnis lahan industri, sehingga fluktuatifnya harga minyak mentah dunia kedepan mungkin tidak akan secara signifikan menurunkan kinerjanya.

Secara keseluruhan, Chisty menerangkan bahwa meskipun fluktuasi harga minyak masih akan tinggi namun dia memproyeksikan hingga akhir tahun ini kinerja emiten migas masih dapat berpotensi tumbuh positif seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat di negara importir terbesar minyak dunia sehingga masih akan meningkatkan permintaan minyak di dunia. Peningkatan kinerja emiten migas pun dipicu oleh segmen bisnis lainnya.

Adapun rekomendasi saham secara teknikal adalah:

1. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
BUY
Support
: 1.330
Resistance: 1.435
Cutloss if break level : 1.200

2. PT Elnusa Tbk (ELSA)
BUY
Support
: 320
Resistance: 346
Cutloss if break level : 302

3. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
BUY
Support
: 202
Resistance: 240
Cutloss if break level : 168

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sixfold Meluncurkan AI Generatif Pertama Guna Menghadapi Tantangan Bagi Industri Asuransi
Next Post AXA Mandiri Catatkan Kinerja Positif di Tahun 2022

Member Login

or