1
1

Meski Penetrasi Rendah, Igloo Nilai Pasar Asuransi Indonesia Tetap Menjanjikan

Igloo Insurance adalah perusahaan teknologi asuransi (insurtech) digital di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. | Foto: Igloo

Media Asuransi, JAKARTA – Pemimpin pasar insurtech regional, Igloo mengatakan, penetrasi asuransi di Indonesia yang masih rendah dinilai membuka ruang besar bagi pertumbuhan industri.

Co-Founder & CEO Igloo, Raunak Mehta, mengatakan digitalisasi berperan penting dalam memperluas jangkauan proteksi kepada masyarakat.  “Penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah, tetapi justru di situlah letak peluangnya,” ujar Raunak kepada Media Asuransi, dikutip Senin, 24 November 2025.

Menurut Raunak, perkembangan digital di sektor perbankan dapat menjadi cerminan bagaimana industri asuransi akan bergerak ke depannya. Produk yang semakin kontekstual dan disesuaikan dengan kebutuhan segmen seperti pekerja gig economy atau pemilik warung dinilai dapat mempercepat penetrasi.

|Baca juga: Igloo Targetkan Operasional Serba AI pada 2026 untuk Tingkatkan Kecepatan dan Efisiensi

Ia menilai transformasi tidak bisa menunggu pelaku tradisional beradaptasi, sehingga kolaborasi antara pemain teknologi dan perusahaan asuransi menjadi kunci. Igloo sendiri menyediakan platform SaaS yang memungkinkan mitra seperti Dana, Telkomsel, dan Akulaku menawarkan beragam produk asuransi, mulai dari premi Rp200 hingga jutaan rupiah.

Perusahaan juga mengelola sekitar 60 juta polis per bulan di Indonesia, hal tersebut menandakan peningkatan permintaan proteksi di berbagai segmen.

|Baca juga: Pasar Asuransi Siber Global Hampir Mencapai US$30 Miliar

Raunak menegaskan dirinya optimistis terhadap pasar domestik karena menurutnya potensi Indonesia masih sangat besar, baik dari sisi populasi maupun rasio premi terhadap GDP yang dinilainya masih rendah. “Potensinya besar sekali, baik dari sisi populasi maupun rasio premi terhadap GDP yang masih rendah,” katanya.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penetrasi asuransi syariah di Indonesia hanya 0,14 persen, atau  jauh lebih kecil dibandingkan penetrasi total industri asuransi yang mencapai 2,84 persen di 2024.  Bahkan OJK juga mengungkapkan bahwa tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih berada di bawah 3 persen hingga pertengahan 2025 lalu.

Editor: Wahyu Widiastuti

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Senada dengan Bursa Asia, IHSG Menguat di Sesi I
Next Post KAI Sediakan 1,5 Juta Kuota Diskon Nataru

Member Login

or