1
1

Minat Investasi pada Obligasi Korporasi Meningkat

Media Asuransi, JAKARTA – Dampak kenaikan suku bunga terhadap pasar obligasi korporasi pada tahun ini diperkirakan bakal minim, bahkan cenderung lebih stabil dibandingkan dengan SBN.

Mengutip Weekly Mutual Funds Update PT Infovesta Utama, percepatan pengetatan likuiditas The Fed dan potensi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak 4x di 2022 serta inflasi dalam negeri yang terus merangkak naik, membuat Bank Sentral Indonesia mulai melakukan pengetatan likuiditas yang dimulai dengan menaikkan tingkat Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan pada akhir kuartal I/2022.

Hal tersebut diprediksi akan diikuti kenaikan tingkat suku bunga acuan sebanyak 2x di 2022. Suku bunga dalam negeri yang terjaga di level 3,5% dari Februari 2021 hingga kini, masih dimanfaatkan oleh pelaku usaha sebagai momentum dalam memperoleh pendanaan melalui penerbitan obligasi korporasi dengan cost of fund yang relatif lebih rendah.

|Baca juga: Isu Global Membayangi, Investor Disarankan Koleksi Obligasi Korporasi

Aktivitas ekonomi yang terus mengalami perbaikan mendorong dunia usaha kembali menggencarkan aktivitas operasionalnya. Alhasil, penerbitan obligasi dalam negeri begitu massif. Tercatat penerbitan obligasi korporasi pada 2021 tumbuh cukup signifikan hingga +222,17% menjadi Rp205,77 triliun dengan kenaikan tertinggi pada kelompok peringkat paling aman (AAA +374,69%) dan penurunan tertinggi pada peringkat dengan risiko tinggi (BBB – 28,41%). Hal tersebut tentunya memberikan banyaknya varian dan pilihan produk di pasar obligasi korporasi dengan tingkat imbal hasil dan risiko yang bervariasi.

Sepanjang 2021, kinerja obligasi korporasi lebih unggul dibandingkan SBN sebagaimana tercermin melalui Infovesta Corporate Bond Index sebesar +0,44% dan Infovesta Government Bond Index sebesar -0,10%. Stabilnya pergerakan harga obligasi korporasi didorong oleh pemulihan ekonomi yang mendorong membaiknya neraca keuangan perusahaan setelah mampu beradaptasi dengan pandemi.

“Kami memandang bahwa dampak kenaikan suku bunga di tahun ini akan minim ke pasar korporasi bahkan cenderung lebih stabil dibandingkan SBN.”

Obligasi korporasi sebagai underlying aset atas reksa dana pendapatan tetap berpotensi mengalami kenaikan komposisi sebagai respon perubahan market. Tekanan tersebut juga diprediksi cukup terjaga pada kurs rupiah di level 14.500-an

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peringkat Maybank Indonesia (BNII) Ditegaskan AAA Outlook Stabil
Next Post Peringkat Bank CIMB Niaga (BNGA) Ditegaskan BBB- Outlook Stabil

Member Login

or