1
1

Miris, Jutaan Anak Muda Terjerat Pinjol, Berikut Faktanya!

Financial Planner Rista Zwestika. | Foto: Media Asuransi/Muh Fajrul

Media Asuransi, JAKARTA – Zaman semakin modern dan maju, tak terkecuali dengan perkembangan digital yang semakin canggih pula. Namun selain mendatangkan dampak positif, kemajuan digital juga mampu mendatangkan dampak negatif, salah satunya banyaknya anak muda yang terjebak pinjaman online.

“Faktanya kemudahan era digital saat ini, anak muda banyak yang terjerat pinjaman online, (mereka) tergiur dengan kemudahan,” kata Financial Planner Rista Zwestika, dalam Forum Jurnalis Jagoan di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024.

Hal ini dikuatkan dari data Otoritas Jasa Keuangan pada 2023 yang menunjukkan bahwa jumlah angka penerima pinjaman online di kalangan remaja rentang umur di bawah 19 tahun mencapai 72.142 orang dengan total jumlah pinjaman sebesar Rp168,87 miliar.

“Artinya usia 19 tahun ke bawah sudah pakai pinjol. (Mereka berpikir) yang penting udah punya KTP dan KTPnya tidak blur,” ujar Rista.

|Baca juga: Asuransi Jasindo Resmi Lindungi Peluncuran Satelit Merah Putih 2

Kemudian, jumlah penerima pinjaman online dari rentang umur 19 sampai dengan 34 tahun terdapat sebanyak 10,91 juta orang dengan jumlah dana total pinjaman yang diterima sebesar Rp26,87 triliun.

Peminjam terbanyak selanjutnya datang dari masyarakat dengan rentang umur 35 sampai dengan 54 tahun yang berjumlah sebanyak 6,48 juta orang dengan jumlah total dana pinjaman senilai Rp17,89 triliun. Lalu disusul masyarakat dengan rentang usia lebih dari 54 tahun, dengan jumlah total penerima pinjaman online 686,354 orang dengan jumlah dana Rp1,99 triliun.

“Mencapai 34 sampai 54 tahun, ini faktanya bukan hanya bicara soal online shopping, traveling, dan nonton konser, tetapi juga kebanyakan adalah untuk biaya kehidupan keluarga,” ujarnya.

Fakta tersebut, lanjut Rista, dikuatkan dengan setelah adanya serangan pandemi covid-19 sejak 2020 hingga 2023 awal yang menyebabkan banyak keluarga yang mengalami permasalahan finansial.

Menurut Rista, rata-rata pengguna layanan pinjaman online usia di bawah 19 tahun dan 19 tahun sampai dengan 34 tahun menggunakan uang pinjaman tersebut untuk memenuhi gaya hidup, seperti berbelanja online, traveling dan nonton konser.

|Baca juga: Generasi Sandwich Kian Menjamur saat Menuju Indonesia Emas 2045, Kok Bisa?

Di sisi lain, terdapat fakta yang menyebutkan bahwa hampir 30-40 persen korban investasi bodong adalah generasi milenial dan Gen Z. Hal ini berangkat dari sifat Gen Z yang cenderung ingin memenuhi kebutuhannya secara instan. “Saat ini orang tidak mau yang namanya melewatkan sebuah proses,” tambahnya.

Dengan adanya sosial media, anak muda banyak ditawarkan kemudahan, di mana jika digunakan dengan positif, hal tersebut mampu menjadi sumber kekayaan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Simak 7 Hal Sebelum Membeli Asuransi Via Online Ala Allianz
Next Post Berikut Daftar Nama Tim SKKNI Bidang Perasuransian

Member Login

or