Media Asuransi, GLOBAL – Morgan Stanley dalam laporan terbarunya menjelaskan adanya kekhawatiran yang berkembang seputar inflasi sosial. Kemudian memprediksi bahwa hal ini akan menjadi hambatan yang signifikan bagi industri asuransi sepanjang 2024.
“Inflasi sosial mengacu pada tren biaya asuransi yang melebihi inflasi umum, terutama dipicu oleh meningkatnya biaya litigasi,” ujar Analis Morgan Stanley, dikutip dari laman Reinsurance News, Senin, 15 Januari 2024.
|Baca: Ajak Pengusaha Brunei Berinvestasi di IKN, Jokowi: Pemerintah Sediakan Insentif!
Analisis Morgan Stanley, berdasarkan data pengadilan sipil tingkat negara bagian selama satu dekade terakhir, menekankan pentingnya kasus-kasus pengadilan yang lebih baru dalam memahami dampak inflasi sosial.
Meskipun ada perbaikan dalam tingkat penyelesaian perkara, lembaga keuangan tersebut berpendapat bahwa meningkatnya jumlah putusan juri dan jumlah penyelesaian perkara, terutama di era usai covid-19, akan terus menjadi tantangan bagi industri asuransi.
Pembentuk lanskap inflasi sosial di 2024
Laporan ini menyoroti dua tema utama yang diperkirakan membentuk lanskap inflasi sosial pada 2024. Di antaranya, meskipun jumlah kasus baru mengalami pertumbuhan yang terkendali, fokusnya bergeser ke arah peningkatan jumlah penyelesaian dan penghargaan juri.
Morgan Stanley mencatat bahwa faktor-faktor ini mengindikasikan skenario inflasi sosial yang terus berlanjut dan berpotensi memburuk. Sisi positifnya, jumlah kasus yang masuk pada 2022 tumbuh sekitar lima persen dari tahun ke tahun, dengan data awal untuk 2023 menunjukkan peningkatan lebih lanjut sebesar tujuh persen.
Namun, sangat penting untuk dicatat jumlah kasus tetap berada di bawah tingkat sebelum covid-19. Laporan tersebut mengantisipasi tren ini akan terus berlanjut hingga 2024.
|Baca: IIF Menerbitkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan
Namun, aspek negatifnya terletak pada peningkatan yang nyata dalam penghargaan juri dan jumlah penyelesaian. Data awal untuk 2023 menunjukkan bahwa jumlah rata-rata penghargaan juri adalah sekitar US$57 ribu, sedikit menurun dari 2022 tetapi masih menandai tahun kedua sejak 2012 dengan penghargaan yang melebihi US$50 ribu.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News