1
1

Munich Re Catat 2022 sebagai Tahun Terbesar dalam Kerugian Bencana

Ilustrasi. | Foto: munichre.com

Media Asuransi, FRANKFURT/MUNICH, – Perusahaan reasuransi asal Jerman, Munich Re, menghitung Badai Ian di Amerika Serikat dan banjir di Australia membantu menjadikan tahun 2022 sebagai salah satu tahun termahal dalam catatan bencana alam.

Seperti dilansir dari pemberitaan Reuters, Munich Re juga memperingatkan bahwa perubahan iklim membuat badai lebih intens dan sering.

Dalam laporan Munich Re, kerugian dari bencana alam yang ditanggung oleh asuransi berjumlah sekitar US$120 miliar pada 2022, mirip dengan tahun 2021, meskipun lebih rendah dari rekor kerusakan tahun 2017.

Penghitungan tahunan oleh Munich Re tersebut lebih tinggi dari rata-rata US$97 miliar dalam kerugian yang diasuransikan selama tahun sebelumnya dan melebihi perkiraan awal US$115 miliar bulan lalu oleh saingannya Swiss Re.

|Baca juga:  Munich Re Setop Investasi atau Reasuransi pada Proyek Migas Baru

“Guncangan cuaca sedang meningkatKami tidak dapat secara langsung mengaitkan peristiwa cuaca buruk apapun dengan perubahan iklim. Tetapi perubahan iklim telah membuat cuaca ekstrem lebih mungkin terjadi,” kata Ernst Rauch, Chief Climate Scientist Munich Re kepada Reuters.

Menurutnya, kerugian yang diasuransikan setiap tahun sebesar US$100 miliar tampaknya menjadi “kenormalan baru”.

Total kerugian akibat bencana alam, termasuk yang tidak ditanggung oleh asuransi, mencapai US$270 miliar pada tahun 2022. Angka tersebut turun dari sekitar US$320 miliar pada tahun 2021 dan mendekati rata-rata 5 tahun sebelumnya.

Amerika Serikat sekali lagi menyumbang sebagian besar kerugian akibat Badai Ian, yang melanda Florida pada bulan September, menyebabkan kerugian yang diasuransikan sebesar US$60 miliar dan total kerugian sebesar US$100 miliar.

|Baca juga:  3 Faktor Kunci Penyebab Risiko Asuransi Directors and Officers (D&O)

Banjir di Australia di awal tahun dan sekali lagi di bulan Oktober mengakibatkan kerugian yang diasuransikan sebesar US$4,7 miliar dan US$8,1 miliar secara keseluruhan.

Masih dari pemberitaan Reuters, rekor hujan monsun dan pencairan gletser yang lebih cepat mengakibatkan banjir di Pakistan yang menewaskan sedikitnya 1.700 orang dan menyebabkan kerusakan US$15 miliar. Sebagian besar kerusakan tidak ditanggung oleh asuransi.

Para ilmuwan telah mengatakan bahwa peristiwa di tahun 2022 diperparah oleh perubahan iklim dan akan ada lebih banyak – dan lebih buruk – yang akan datang karena atmosfer bumi terus menghangat selama dekade berikutnya dan seterusnya.

Penanggung dalam beberapa kasus telah menaikkan tarif yang mereka kenakan sebagai akibat dari meningkatnya kemungkinan bencana, dan di beberapa tempat telah berhenti memberikan pertanggungan.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Insurtech Cowbell Gunakan Pemodelan Bencana untuk Serangan Siber pada UKM
Next Post Berbagi Resep Tajir Sebelum Tua

Member Login

or